Minggu, 14 Desember 2008

Barack Obama

Presiden USA yang baru telah terpilih. Go to hell, Bush. The angel just came from heaven to lead the America.
Seperti yang dikeathui, Bush terkenal akan kegemarannya dalam mengirim rakyatnya berperang dan menghabiskan anggaran negara yang seharusnya untuk rakyat dibakar menjadi ledakan mesiu. Diharapkan keberadaan Obama yang lebih konservatif dan lunak dalam strategi timur tengah mampu mengubah segalanya, termasuk mengubah imej Amerika yang telah dianggap teroris sesungguhnya oleh banyak orang.
Kemenangan Obama juga tidak lepas dari visi ekonominya. Amerika mengalami resesi di bawah kepemimpinan presiden partai republik.
Mliter, ekonomi, dan lingkungan, itulah tiga hal yang seharusnya menjadi tugas utama barack Obama, tiga hal yang telah menajdi aib pemerintahan sebelumnya, tiga hal yang harus dibenahi. Seluruh rakyat Amerika dan dunia menanti aksinya dalam perbaikan ketigahal tersebut dan menaruh harapan mengenai arti baru perdamaian bagi Amerika.
Harapan gw bagi Obama:
  • Kurangi pendanaan di militer yang irrasional, tempatkan lebih banyak budget di kesehatan dan pendidikan.
  • Kebijakan lingkungan yang lebih rasional, jangan menutup mata.
  • Tingkatkan pajak kendaraan bermotor.
  • Tetapkan pajak progresif penghasilan.
  • Tingkatkan santunan kesehatan.
  • Pendanaan riset dan teknologi ditingkatkan.
  • Pembaharuan sistem ekonomi.
  • Berhenti menganak emaskan Israel.
Jika itu semua tercapai, terciptalah dunia impian. Percayalah.
We trust you, Obama.

Indonesia Banget

Satu hal yang menjadi trade mark Indonesia dan tidak ada di negara lain adalah masalah ngaret. Hal ini sudah berakar dari hal yang kurang resmi seperti janjian dengan teman hingga masalah kenegaraan. Percaya atau tidak, masalah ini adalah masalah besar yang tidak terdeteksi oleh banyak orang karena mungkin tidak ada cukup waktu untuk menghitung kerugian dari hal ini dan melaporkannya DI SAAT YANG TEPAT.
Pengalaman gw sebagai individu, banyak sekali 'perjanjian' dan acara-acara dari resmi seperti seminar hingga nonresmi seperti kumpul kelompok kerja, yang gw alami mengalami keterlambatan dalam memulainya. Dan pengalaman gw dalam meminta sesuatu melalui birokrasi selalu mengalami keterlambatan, dari hal yang sederhana seperti membuat KTP. Jika data diri tidak disertai 'selipan' sesuatu, tidak akan cepat prosesnya.
Kebiasaan korupsi uang dan waktu memang sudah mendarah daging di setiap manusia yang tidak sehat jiwanya. Tapi selama gw tinggal di Indonesia (seperti pernah tinggal di negara lain aja) kebiasaan ngaret ini terlihat jelas banget. Dan selama gw ngobrol dengan banyak orang Eropa, mereka tidak pernah mengatakan hal ini. Mereka tidak pernah direpotkan oleh masalah ngaretnya birokrasi ataupun oleh teman mereka.
Pengalaman gw janjian dengan sekelompok mahasiswa UI temen2 gw, mereka ngaretnya sampai satu jam. Apakah mereka juga diajarkan kebiasaan yang Indonesia banget ini? Namanya juga Universitas Indonesia.
Entahlah, mungkin gw hanya kesal saja dengan semua ini. Mengganggu banget. Jika saja tidak ada satu orang pun di negara ini yang ngaretnya tidak lebih dari lima menit saja, Indonesia akan menjadi negara yang makmur. Percaya deh, dari kebiasaan kecil jika dilakukan oleh banyak orang akibatnya akan besar. Contoh saja mengenai membuang sampah plastik di sungai. Jika satu individu berpikir "Hanya satu sampah kecil," bagaimana jika jutaan orang berpikiran yang sama?

Indonesia Banget

Satu hal yang menjadi trade mark Indonesia dan tidak ada di negara lain adalah masalah ngaret. Hal ini sudah berakar dari hal yang kurang resmi seperti janjian dengan teman hingga masalah kenegaraan. Percaya atau tidak, masalah ini adalah masalah besar yang tidak terdeteksi oleh banyak orang karena mungkin tidak ada cukup waktu untuk menghitung kerugian dari hal ini dan melaporkannya DI SAAT YANG TEPAT.
Pengalaman gw sebagai individu, banyak sekali 'perjanjian' dan acara-acara dari resmi seperti seminar hingga nonresmi seperti kumpul kelompok kerja, yang gw alami mengalami keterlambatan dalam memulainya. Dan pengalaman gw dalam meminta sesuatu melalui birokrasi selalu mengalami keterlambatan, dari hal yang sederhana seperti membuat KTP. Jika data diri tidak disertai 'selipan' sesuatu, tidak akan cepat prosesnya.
Kebiasaan korupsi uang dan waktu memang sudah mendarah daging di setiap manusia yang tidak sehat jiwanya. Tapi selama gw tinggal di Indonesia (seperti pernah tinggal di negara lain aja) kebiasaan ngaret ini terlihat jelas banget. Dan selama gw ngobrol dengan banyak orang Eropa, mereka tidak pernah mengatakan hal ini. Mereka tidak pernah direpotkan oleh masalah ngaretnya birokrasi ataupun oleh teman mereka.
Pengalaman gw janjian dengan sekelompok mahasiswa UI temen2 gw, mereka ngaretnya sampai satu jam. Apakah mereka juga diajarkan kebiasaan yang Indonesia banget ini? Namanya juga Universitas Indonesia.
Entahlah, mungkin gw hanya kesal saja dengan semua ini. Mengganggu banget. Jika saja tidak ada satu orang pun di negara ini yang ngaretnya tidak lebih dari lima menit saja, Indonesia akan menjadi negara yang makmur. Percaya deh, dari kebiasaan kecil jika dilakukan oleh banyak orang akibatnya akan besar. Contoh saja mengenai membuang sampah plastik di sungai. Jika satu individu berpikir "Hanya satu sampah kecil," bagaimana jika jutaan orang berpikiran yang sama?

Rabu, 08 Oktober 2008

Pasca Mudik = Masalah Ibukota?

Pasca mudik, sebagian pemudik membawa saudara-saudaranya dari kampung halaman ke kota dengan harapan bisa bekerja. Itu berarti juga urbanisasi, yang kita tahu biasanya membawa masalah.
Urbanisasi adalah arus perpindahan penduduk dari lura kota ke kota. Bisa dibilang, urbanisasi mendatangkan banyak masalah, baik di kotanya maupun di daerah tempat asal urbanisasi. Lebih banyak masalahnya dari pada manfaatnya. Masih adakah orang yang sadar dari masa asal gelandangan dan pengemis yang ramai di ibukota ini? Mereka adalah akibat dari urbanisasi yang tidak terencana. Kebanyakan urbanisasi memang seperti itu, kan?
Untuk mencegah bertambahnya jumlah penduduk akibat urbanisasi yang tidak terencana itu dan melebihi jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia, wajar jika para pejabat pemerintah ibukota menggelar operasi yustisi pasca mudik lebaran. Ada yang bilang, itu melanggar HAM, tapi yang sebenarnya adalah jika tidak melakukan apa-apa justru suatupelanggaran HAM karena operasi yustisi bertujuan untuk memberikan kesejahteraan bagi mereka yang tidak memiliki rencana di ibukota sehingga tidak menjadikan mereka gelandangan atau pengemis. Dengan hidup menderita di kota pun mereka tetap akan memaki para pejabat pemerintah ibukota itu, dalam hati ataupun lisan.
Apa penyebab semua itu? Akarnya adalah kesejahteraan di daerah asal yang kurang, bahkan masih jauh dari cukup. Pemerintah pusat seharusnya memikirkan itu,jangan hanya mengurus kemacetan ibukota yang sebenarnya adalah kesalahan warga itu sendiri. Tapi kurangnya kesejahteraan masyarakat adalah tanggung jawab pemerintah.
Tapi saran gw untuk semua pemudik, janganlah membawa kerabat asli daerah menuju kota besar tanpa persiapan yang cukup. Hal itu, jika dipikirkan matang-matang, akan berakibat buruk pada daerah tersebut, tidak hanya pada ibukota saja. Misalnya, daerah tersebut akan kehilangan tenaga produktif yang seharusnya berguna untuk pembangunan daerah tersebut. Seburuk apapun daerah itu, pasti ada yang bisa mereka lakukan. Dan bagi yang sudah sukses di kota, jangan lupa untuk membangun daerah asal. Jangan egois!

Mudik

Ini kebiasaan bangsa Indonesia ketika libur panjang tiba, dan biasanya sih ketika libur Idul Fitri. Memang sih tidak semua bangsa Indonesia melakukan ini, tapi cukup banyak sehingga menjadi trade mark-nya Indonesia.
Berawal dari kebijakan sentralisasi pemerintahan orde baru terhadap ibu kota yang membuat warga dari daerah keluar dari tempat asal mereka yang kurang menjanjikan menuju ibu kota untuk mencari kesejahteraan. Maka timbul arus urbanisasi yang membuat ibukota sesak. Tapi tentu saja pada suatu saat, setidaknya sekali setahun, mereka yang dulu berurbanisasi merealisasikan keinginan mereka untuk kembali sejenak ke kampung halaman tempat asal mereka.
Dan dari berbagai musim di Indonesia (musim layangan, musim duren, musim rambutan), dua belas bulan, 52 minggu, dan 365 hari setahun, mayoritas kaum urban memilih hari lebaran.
Ada banyak kkemungkinan mengapa kaum urban mudik. Yang paling jelas, adalah kangen. Bukan karena ingin dengar lagu Kangen Band yang menjijikan itu, tapi memang kangen pada keluarga. Tapi bila tidak dijelaskan secara lengkap, rasanya janggal ya? Jika kangen, seharusnya bisa pulang kapan saja dan tidak harus menunggu lebaran tiba. Kita akan membahasnya nanti.
Lalu, pamer adalah alasan kedua, dengan tidak menggunakan arti yang sebenarnya. Mereka yang berurbanisasi ingin menunjukkan kepada kampung halamannya bahwa mereka bisa hidup mapan dan berkesinambungan di ibukota.
Lalu mengapa memilih hari lebaran? Merayakan hari raya memang lebih tepat bersama keluarga. Itu sudah tradisi. Lagipula, biasanya hari raya hanya satu kali setahun.
Selain itu, lebaran ‘membawa’ libur panjang. Karena perjalanan dan lamanya tinggal sejenak di daerah asal untuk melepas kangen butuh waktu berhari-hari sehingga mereka memanfaatkannya. Entah siapa yang memulai tradisi libur panjang ini, tapi sudah jelas ini telah menjadi tradisi karena ada yang memulainya entah kapan, lalu yang lain mengikuti dan terus terjadi secara periodik.
Seperti yang sudah diketahui, mudik adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang dari tempat ia tinggal dan bekerja ke kampung halaman tempat ia dilahirkan. Gw hanya menyebut dua alasan yang pasti muncul tentang mengapa orang-orang memilih hari-hari sekitar hari lebaran, tapi gw masih heran mengapa harus di hari-hari itu? Kedua alasan itu kurang kuat bagi gw. Karena mereka kompak mudiknya, itu menimbulkan banyak masalah di jalanan.
Berbagai masalah yang pasti terjadi di antaranya:
Macet. Tentu saja demikian. Jakarta yang memiliki jalan raya yang begitu panyang dan lebarnya pun tetap macet di hari biasa, bagaimana jalan di daerah yang tidak selebar jalan ibu kota?
Traffic accident. Biasa terjadi kok, bahkan di hari biasa. Tapi entah kenapa kecelakaan di hari-hari mudik diberitakan lebih heboh. Kecelakaan-kecelakaan itu paling banyak terjadi di jalan raya dan menimpa kendaraan pribadi, 75%nya sepeda motor. Jumlahnya ribuan pada arus mudi 2007, dan korbannya jiwanya ratusan, terjadi dalam dua minggu. Sebenarnya sih, mudik ga mudik, jumlah kecelakaan tetap besar.
Tindak kejahatan meluas. Ya tentu saja, karena ‘target’ membludak, para kriminal jadi bersemangat karena mendapat job banyak, disamping peningkatan tingkat pengamanan tidak sebesar peningkatan jumlah ‘target’ para kriminal itu. Jenis kejahatan yang paling sering terjadi adalah pencopetan, seperti yang baru saja gw alami(T_T), dan dapat terjadi di jenis transportasi apa saja.
Emisi karbon dioksida. Tentu saja ini adalah dosa pengendara kendaraan pribadi, tapi mereka tapi mereka seperti tanpa dosa. Dan ini juga masalah, selain masalah lingkungan juga masalah kemanusian dan masalah moral.
Kebanyakan manusia mudk sebelum lebaran dan kembali setelahnya. Mengapa tidak mudik setelah lebaran saja? Itu saran gw, karena mudik ketika masih di bulan puasa mengorbankan banyak hal, terutama dalam hal ibadah. Bukankah sebaiknya berlebaran di tempat tinggal dulu, baru setelahnya di kampung halaman. Banyak yang bilang, orang kota itu individualis. Tapi kalau gw memikirkan fakta di atas, yang sebenarnya justru sebaliknya. Individualis adalah mementingkan kepentingan diri sendiri, keluarga, dan golongan. Bukankah yang mementingkan berlebaran di kampung halaman adalah orang-orang yang seperti itu? Padahal ia sudah tergabung dengan suatu masyarakat. Tapi ketika ia seharusnya merayakan lebaran dengan masyarakat yang telah memberinya tempat tinggal, malah ditinggalkan.
Dan mengenai proses mudiknya, gw menyarankan agar menggunakan public transportation. 75% kecelakaan mudik itu diakibatkan oleh sepeda motor, dan lebihbesar lagi persentasenya jika yang dihitung adalah kecelakaan yang diakibatkan oleh semua kendaraan pribadi. Selain itu, para pemudik yang menggunakan public transportation juga terhindar dari dosa sebagai pengendara kendaraan pribadi. Yang namanya mudik itu kan kembali bersih lagi, jiwa dan raganya.

Minggu, 28 September 2008

Sahur Ramadhan

Di opini ini gw mau mengkritik suatu kebiasaan buruk bangsa ini yang semakin terlihat jelas ketika sahur ramadhan tiba.
Ketika waktunya sahur tiba, hampir setiap channel televisi menayangkan acara yang mengundang tawa, yang menurut gw sangat tidak mendidik. Acara yang sangat aneh, bahkan pada kuisnya yang pertanyaanya bisa dijawab anak TK atau berorientasi pada sponsor. Maksud gw, mengapa harus menonton acara aneh ini ketika kita masih bisa melakukan sesuatu yang lebih berguna, termasuk menyaksikan acara televisi yang lebih mendidik. Tentu saja masih ada acara televisi itu ketika sahur, tapi sedikit sekali seolah-olah seperti satu di antara seribu karena yang menonton itu juga satu di antara seribu.
Itulah kebiasaan buruk bangsa ini, lebih menyukai hiburan dari pada pendidikan. Jika hal itu tidak berakibat buruk, boleh-boleh saja. Tapi kenyataannya, kebodohan adalah hal yang menghancurkan bangsa ini.

Food Trap

Gw mendapat istilah ini dari dosen gw. Inspirasinya juga dari dia. Ketika ia menjelaskan tentang itu, pikiran gw terbuka.
Ketika kita makan, sadarkah kita bahwa mungkin saja itu terbuat dari bahan yang berasal dari negara lain. Ungkapan umum yang berbunyi “Cinatilah Produksi Dalam Negeri” itu memang harus diresapi dengan sepenuh hati oleh seluruh bangsa ini. Manfaat dari penggunaan produksi dalam negeri jauh lebih besar dari yang kita bayangkan.
Contoh termudah adalah tepung terigu. Makanan umum apa yang sering membuat kita lupa bahwa itu terbuat dari bahan impor, seperti tepung terigu? Dari mie rebus sampai roti unyil, menggunakan bahan baku tepung terigu. Bayangkan saja, roti unyil yang merupakan makanan rakyat, memakai bahan impor. Hal itu tidak hanya pada tepung terigu saja, tapi pada hal lainnya.
Mengapa kita perlu concern terhadap hal ini? Ya, bayangkan saja jika tiba-tiba harga bahan impor itu naik secara global sehingga negara-negara eksportir menghentikan ekspornya. Bila satu negara terlanjur merasa ketergantungan terhadap bahan impor, efeknya sama seperti individu yang kecanduan narkoba, dan memang sulit dihilangkan.
Hukum ekonomi mengatakan bahwa jika terjadi kelangkaan, manusia akan mengkonsumsi barang substitusinya. Hanya saja kita belum membangun keinginan yang kuat untuk mengkonsumsi barang substitusi yang jelas-jelas ada kecuali telah terjadi kelangkaan. Ketika kesulitan itu datang, sudah terlambat karena kita belum mengembangkan teknologi dan teknik produksi dengan menggunakan bahan substitusi. Singkatnya, kita malas dan hanya mau yang praktis.
Mengenai tepung terigu, kira-kira apa substitusinya? Yang sederhana saja yang sudah akrab di masyarakat, tepung beras. Mungkin tekstur dan kualitasnya tidak sama. Jika belum puas, gunakan saja tepung singkong, tepung jagung, tepung kentang, banyak! Hanya saja kita tidak mau berpikir. Kita belum mengembangkan teknik produksi untuk memperbaiki kualitasnya hingga menyamai apa yang kita inginkan, bahkan lebih baik.
Itulah food trap. Kita terlena terhadap kepraktisan penggunaan bahan pangan impor. Sadarlah, alirah bahan baku impor itu bisa dihentikan kapan saja oleh negara-negara pengekspor. Jika itu terjadi, dalam beberapa hal kita belum siap.
Apa yang bisa kita lakukan sebagai warga negara? Yang termudah yang bisa kita lakukan adalah menggunakan bahan pangan produksi dalam negeri. Tanpa kita sadari, menggunakan barang dan jasa produksi dalam negeri mendatangkan banyak manfaat bagi semua pihak, dari konsumen hingga warga negara lain yang tidak terkait kegiatan konsumsi yang kita lakukan.
Keuntungan bagi konsumen adalah, hasil produksi dalam negeri umumnya lebih murah dari barang impor. Selain itu, distribusinya lebih mudah karena jarak yang dekat sehingga relatif ‘fresh’. Keuntungan bagi produsen, dapat memajukan usaha produsen tersebut dikarenakan keuntungan yang didapat memadai sehingga bisa memperbesar usahanya dan berdampak pada bertambahnya lapangan kerja. Pada bangsa dan negara, yang paling mudah diingat, menghemat devisa negara. Jika impor berkurang, rupiah pun tetap aman.
Yang di atas adalah pengetahuan sekolah dasar. Masih banyak lagi manfaatnya. Apalagi kita saat ini sudah mengetahui mana yang baik dan buruk.

Selasa, 09 September 2008

Yang Hilang dari Sebuah Mobil

Sebenarnya sulit juga menentukan judul opini ini. Yang dimaksud, bukanlah apa yang kurang dari sebuah mobil, meski ada benarnya juga. Maksud sebenarnya adalah kesempatan-kesempatan yang hilang dari melajunya sebuah mobil. Sadar atau tidak sadar, ketika mobil berjalan kita telah kehilangan banyak kesempatan untuk mengumpulkan energi yang mungkin bisa menggantikan energi yang dibuang.
Kesempatan-kesempatan itu diantaranya:
  1. Banyaknya ruang yang bisa dimanfaatkan untuk menaruh solar panel, tapi adakah mobil seperti itu saat ini? Mungkin ada dalam jumlah sedikit.
  2. Dalam kecepatan tertentu udara bergerak melewati mobil dengan kecepatan tertentu pula, tergantung aerodinamika mobil. Angin itu bisa dipakai untuk memutar turbin angin kecil yang dipasang di sepanjang chasis mobil untuk menghasilkan listrik, seperti terowongan angin yang terpasang di chasis mobil balap F1 untuk mendinginkan mesin. Dan turbin ini tidak mengurangi kecepatan mobil secara signifikan.
  3. Roda mobil yang berputar bisa dipakai untuk memutar generator mini penghasil listrik.
  4. Ketika memakai AC, kondisi di dalam mobil menjadi dingin dan menimbulkan perbedaan suhu antara bagian dalam mobil dan luar mobil. Dengan hukum termodinamika, selisih suhu ini bisa digunakan untuk memutar turbin kecil penghasil listrik yang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan turbin uap.
  5. Lubang knalpot mobil melepaskan gas. Sebelum gas dilepas, bisa dipakai untuk memutar turbin dalam knalpot.
  6. Mesin yang dalam keadaan panas bisa dipakai untuk menguapkan air yang lalu dipakai untuk memutar generator mini yang dipasang di dalam kap mesin.
Di masa depan, listrik akan berjaya karena mampu dihasilkan dari banyak sumber dan bisa dimanfaatkan untuk banyak hal. Selain itu, listrik adalah bentuk energi yang cukup aman dan bisa disalurkan dan disimpan dengan mudah. Karena itu, jika mempunyai kesempatan untuk mengumpulkan listrik ke dalam suatu baterai, mengapa tidak dilakukan?
Pernah mendengar mobil berbahan bakar baterai? Gw pun berpikir hal itu mungkin saja terjadi. Air terdiri dari oksigen dan hidrogen. Sejak diketahuinya hal itu, orang-orang sudah mulai berpikir untuk memanfaatkan air sebagai bahan bakar. Saat ini, yang sudah terjadi adalah penggunaan air sebagai bahan bakar secara tidak langsung, yaitu dengan mengambil hidrogen dari air sebagai bahan bakar. Masalahnya adalah, membutuhkan energi listrik yang cukup besar untuk memecah air menjadi hidrogen dan oksigen. Tapi bukannya tidak mungkin mobil masa depan membawa air sebagai bahan bakar nantinya. Dengan empat poin teratas yang gw kemukakan untuk mengumpulkan energi, energi yang didapatkan bisa dipakai untuk memecah air menjadi oksigen dan hidrogen langsung ketika mobil berjalan. Bahkan bila sustainable, bisa dikatakan mobil tidak perlu mengisi ulang karena air yang ‘pecah’ bisa kembali menjadi air setelah dipakai untuk menghasilkan energi untuk menjalankan mobil.

Sampah dan Limbah

Sebelum muncul peradaban manusia, ekosistem di seluruh permukaan bumi berjalan self-sustaining, temasuk dalam pengolahan limbah. Semua limbah yang dihasilkan oleh alam adalah limbah organik yang biodegradable dan diolah oleh alam itu sendiri menjadi sesuatu yang menguntungkan baginya. Jadi, alam melakukan siklus secara terus menerus dengan bahan organiknya, siklus melingkar yang di satu titik merupakan sampah dan di titik yang berlawanan adalah hasil pengolahan limbah yang sudah menjadi bagian yang menyatu sempurna dengan alam.
Peradaban manusia pun datang. Sejak awal, manusia memang tidak ada niat untuk mengolah sampahnya. Ini tentu saja karena peradaban kuno tidak menggunakan logam terlalu banyak, dan belum ada plastik dan kaca. Jika ada logam yang tak terpakai pun, mereka akan memakai atau meleburnya kembali karena mendapatkan logam adalah hal yang sulit. Sampah yang mereka buang umumnya adalah sampah organik yang membutuhkan waktu singkat bagi alam untuk mengurainya.
Kini, di peradaban modern, sampah plastik, kaca, dan logam bertumpuk di mana-mana. Sedikit sekali kesadaran manusia untuk mengurangi, memakai kembali, ataupun mendaur ulang dengan berbagai jenis alasan. Alasan yang muncul dari keengganan menguranginya adalah karena kebutuhan. Alasan yang sebenarnya adalah, manusia tidak pernah puas dan selalu ingin lebih meski sebenarnya telah tercukupi.
Alasan yang muncul dari keengganan menggunakan kembali sampah plastik, logam, dan kaca adalah karena kesehatan dan kepraktisan. Alasan pertama bisa dimaklumi, tapi alasan kedua tidak. Manusia diberkahi otak untuk erpikir. Jika tidak dipakai, jangan pernah mengaku manusia. Masalah praktis atau tidaknya penggunaan sampah plastik, kaca, dan logam itu harus dipikirkan oleh manusia itu sendiri, juga mengenai dampaknya jika tidak dilakukan.
Alasan keengganan mendaur ulang dalah karena kurang menguntungkan secara ekonomi. Ini alasan yang sangat tidak dimaafkan, karena uang sejak awal adalah sumber masalah dari menumpuknya sampah plastik, kaca, dan logam dan kini menjadi alasan untuk enggan mendaur ulang. Industri berbasis plastik, kaca, dan logam memperoleh keuntungan yang cukup tinggi karena masyarakat banyak yang membelinya.
Jika alam membuat siklus di mana sampah berada di satu titik dan selalu kembali menjadi bahan yang berguna, manusia justru hanya membuat satu garis arah, di mana titik awalnya adalah barang yang berguna dan di titik akhirnya adalah sampah yang oleh manusia dianggap tidak berguna. Garis itu pun cukup pendek. Sebagai contoh, plastik pembungkus makanan. Satu detik dibuat, dua puluh menit pemakaian, dua ratus tahun penguraian oleh alam. Apakah kita harus menunggu hingga dua ratus tahun, sementara plastik sangat mudah sekali dibuat seolah tidak ada habisnya. Ini adalah salah satu bentuk keegoisan manusia.
Manusia seolah membuat kehidupannya sendiri yang terpisah oleh alam. Keegoisan manusia menunjukkan hal itu. Secara akal sehat, hal itu tidak mungkin karena faktanya semua hal yang membuat kita hidup berasal dari alam, bahan udara yang kita hirup. Kita tidak bisa membuat oksigen sendiri, kita tidak bisa menduplikasi sepenuhnya apa yang alam bisa perbuat. Yang kita lakukan adalah mengekspoitasi alam dan merusaknya tanpa ada usaha untuk memperbaikinya.
Jika alam mampu mengungkapkan perasaannya, ia tentu saja akan mengatakan manusia adalah seburuk-buruknya sampah yang bahkan tak ingin dilihat atau disentuh.

Ospek

Ospek, umum didengar mahasswa dan calon mahasiswa sebagai masa penyiksaan sebelum kuliah dimulai. Gw juga merasakannya demikian. Gw baru saja menyelesaikan Ospek, atau di IPB disebut MPKMB.
Ospek adalah singkatan dari Orientasi Siswa Pengenalan kampus. Umum terjadi bagi mahasiswa baru di seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Tujuannya, agar mahasiswa baru lebih mengenal kampus sebagaimana tertulis dalam namanya. Tentu saja secara nalar, semua mahasiswa memerlukan masa orientasi.
Tapi entah kenapa dalam pelaksanaannya jauh sekali dari tujuan sebenarnya. Sering kali dalam pelaksanaannya, senior menyuruh mahasiswa melakukan hal-hal yang aneh, yang melelahkan, dan tidak jarang pula mendekati penyiksan fisik dan mental. Itu sangat tidak dibenarkan.
Kira-kira, apa yang menyebabkan itu terjadi? Banyak yang mengira itu adalah rantai balas dendam, ada yang mengatakan agar mahasiswa senior lebih dihormati, ada juga yang berkata untuk kedisiplinan. Apapun alasannya, itu tidak benar. Seharusnya Ospek menyentuh nilai-nilai akademik kampus.
Di IPB, Ospek disebut MPKMB. Meski namanya beda, maksud sama. Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru, itulah kepanjangannya. Para mahasiswa tetap disuruh membawa barang yang aneh-aneh, ‘pelatihan’ fisik yang cukup keras, dan dikerjai juga. Tapi gw yakin, Ospek lain tidak ‘selembut’ dan seseru MPKMB.
Jadi sebenarnya, perlukah Ospek itu? Tentu saja setiap mahasiswa baru memerlukan masa orientasi, tapi tidak yang menguras uang, mental, dan fisik. Bahkan sebenarnya, masa orientasi bisa berjalan dengan sendirinya.

17 Agustus

Di tanggal 17 Agustus, setiap insan bangsa Indonesia wajib merayakan hari kemerdekaan Indonesia. Lain dengan hari kebangkitan bangsa yang diragukan banyak orang, hari proklamasi adalah benar karena pada hari itulah Soekarno membacakan proklamasi dan menyatakan bahwa bangsa Indonesia merdeka saat itu juga, meski masih banyak hambatan yang terjadi pasca hari itu. Dan dengan semangat persatuan dan kemerdekaan, bangsa Indonesia berhasil sepenuhnya lepas dari tentara penjajah.
Tapi apakah benar saat ini kita benar-benar lepas dari penjajahan? Sangat sedikit yang mengatakan iya. Banyak yang berkata, kita justru telah dijajah kembali dengan cara yang baru. Secara politik, ekonomi, sosial, dan budaya kita masih berada di bawah bayang-bayang dunia barat yang berpotensi merusak. Secara politik kita bisa lihat betapa banyak peraturan perundang-undangan negara kita terasa begitu kebarat-baratan dan tidak sesuai dengan bangsa Indonesia. Dan juga tentunya intervensi politik dari luar masih menghujani negara ini.
Secara ekonomi, sistem ekonomi Indonesia secara perlahan menuju ke arah kapitalisme yang jelas-jelas tidak sesuai dengan bangsa Indonesia dan terbukti mengalami kegagalan ketika terjadi kenaikan harga komoditas yang cukup tinggi akibat para spekulan. Budaya spekulasi juga warisan kapitalisme. Sistem ekonomi kapitalisme pun hanya menguntungkan pihak yang mempunyai uang banyak tapi menyingkirkan yang miskin.
Pada kehidupan sosial dan budaya kita telah diracuni oleh budaya barat yang merusak dan cara hidup yang individualistis. Hal itu juga memecah rasa persatuan dan kesatuan bangsa yang merupakan senjata utama pertahanan bangsa Indonesia.
Dan merupakan tugas kita bangsa Indonesia yang masih hidup untuk melanjutkan perjuangan menuju kemerdekaan yang sepenuhnya.
Dan berhubung masih membicarakan hari proklamasi, gw juga ingin membicarakan ‘pesta rakyat’ yang selalu diselenggarakan di hari itu. Panjat pinang adalah yang paling umum sedangkan yang lainnya merupakan kreasi daerah masing-masing. Jujur aja, gw tidak menyukai hal itu karena inti dari permainan-permainan itu adalah bersenang-senang. Gw tidak senang bersenang-senang seperti itu, tapi sesuatu yang menguras kecerdasan dan kreativitas adalah hal yang paling menyenangkan buat gw. Masalahnya, sudah 63 tahun Indonesia merdeka tapi tetap saja bangsa Indonesia terlihat statis, bahkan dalam merayakan hari kemerdekaan yang sebenarnya bisa diubah dengan kreativitas dan tidak ada masalah jika diubah.

Minggu, 03 Agustus 2008

Pemilihan Umum dan Politik

Jujur saja, politik memang hal yang menarik untuk dipelajari, tapi tidak di sekolah. Mungkin karena nilai gw yang selalu rendah^^.
Masa kampanye untuk pemilihan umum tahun 2009 telah dimulai. Pertanyaan paling awal yang muncul di benak gw adalah, benarkah pemilihan umum itu? Gw merasa sistem pemilihan umum di Indonesia adalah salah, suatu kesalahan. Kenapa bisa ada banyak partai? Rasanya perbedaan ideologi tidak sebanyak itu. Negara kita adalah negara kesatuan. Banyaknya partai seolah tidak mencerminkan itu. Jadi, rasanya seperti perebutan kekuasaan, di mana seharusnya mereka bekerja sama. Sepertinya bukan politik jika itu tidak benar, tapi pikirkan lagi. “Perebutan kekuasaan.” Jika itu arti sebenarnya dari politik, maka kehidupan berbangsa dan bernegara kita dikuasai oleh nafsu memperebutkan kekuasaan. Berbahaya sekali nasib 250 juta lebih rakyat di tangan orang-orang seperti itu.
Jika menyadari itu, apa gunanya aktif di pemilu? Yakinlah bahwa pendapat ini benar: Kehancuran bangsa disebabkan oleh pemimpin yang salah. Tapi bagaimana bisa memilih pemimpin yang benar jika pilihannya begitu banyak? Mengambil suara terbanya tentu saja. Tapi calon dengan suara terbanyak dari banyak saingan belum tentu menang jika calon itu bertarung dengan sedikit saingan, jika calong itu tidak mendapatkan sekurang-kurangnya setengah dari total suara. Ibaratnya, dua puluh orang memilih satu biskuit dari tujuh kaleng berisi dua puluh biskuit, kecil kemungkinan ada kaleng yang bersisa setengah sehingga seharusnya sulit ditentukan mana yang paling enak. Apalagi jika ada orang yang belum tahu rasa biskuit yang lain yang tidak dipilihnya, hasilnya menjadi tidak valid.
Di politik pun terjadi hal yang demikian. Masih ada saja orang yang tidak tahu ‘rasa’ dari partai ini atau partai itu, dan jumlahnya pun tidak sedikit. Dan tidak ada kesempatan kedua untuk memilih setelah calon itu ditetapkan hingga masa jabatannya habis.
Apa yang akan dilakukan partai jika ingin masyarakat tahu ‘rasa’ mereka? Promosi politik alias kampanye. Tapi tentu saja, tidak berbeda dengan iklan kaleng biskuit, merek terkenal belum tentu yang terbaik. Rasa terenak belum tentu sehat dan murah. Bahkan mungkin biskuit buatan perusahaan rumah tangga bisa lebih enak, lebih sehat, dan murah, meski tidak terkenal. Tapi itu masalah selera, relatif. Dan tidak ada bedanya dengan politik yang membuat orang beropini partai ini baik, partai ini buruk, dsb. Hanya opini, dengan kata lain, relatif.
Dan sekali lagi, apa gunanya aktif di pemilu? Politik tidak memberi banyak lapangan pekerjaan secara langsung bagi bangsa Indonesia. Jika masyarakat mencoblos pun masih perlu waktu yang lama bagaimana hasil dari aktifnya mereka pada pemilu. Dan membutuhkan waktu lebih lama lagi bagi mereka untuk menunggu peningkatan kesejahteraan yang merupakan implikasi dari kegiatan politik yang belum tentu terjadi. Politik hanya menunggu saja bagi yang bukan orang politik. Plotik hanya menunggu, biarkan saja orang-orang yang rebutan kekuasaan itu bekerja. Tapi tidak seharusnya hidup kita bergantung pada politik, karena tentu saja pada awalnya hidup manusia tidak bergantung pada politik, tapi pada pemahaman terhadap alam dan sosial kemasyarakatan. Dari apda menunggu, ditipu oleh janji-janji politik, segeralah berbuat sesuatu karena setiap insan manusia dapat membuat perubahan yang lebih besar dari pada insan politik. Lihat saja di Amerika, begitu banyak aktivis lingkungan yang sudah membuat perubahan besar sementara para senat, apalagi presidennya, belum berbuat sejauh itu. Saya merasa sistem politik kita benar jika mengangkat para aktivis seperti itu. Yang pasti, aktivis bisa dipercaya dan tidak akan meminta gaji tinggi.
Sistem politik ideal menurut gw adalah pemerintahan yang dilakukan oleh kaum yang amat terpelajar bukan secara politik dengan menutamakan musyawarah mufakat. Pembagian kekuasaan tetap ada, legislatif, eksekutif, dan yudikatif dan semua harus konsisten pada wewenangnya sendiri, menghormati wewenang pihak lain, dan tidak mencampuri kekuasaan pihak lain kecuali dalam hal-hal tertentu. Para pejabat pemerintahan tidak boleh digaji tinggi-tinggi, tapi mereka dibayar dengan kehormatan dan kebanggaan. Pejabat pemerintahan yang baik tidak akan keberatan dengan hal itu. Sistem partai tetap ada, dengan ideologi masing-masing dan jika ada partai baru dengan ideologi yang sama, dilebur saja dengan partai yang sudah ada. Di dalam partai pun boleh berbeda pendapat, jadi untuk apa membuat partai baru? Siapapun yang sudah menjabat di pemerintahan harus melepaskan jabatannya di partai politik itu dan bersumpah tidak akan terlibat kegiatan partai terutama kampanye hingga masa jabatannya usai.
Sistem politik ideal yang menurut gw yang tidak ada di sistem politik Indonesia saat ini adalah semuanya. Pemerintahan tidak seharusnya dipimpin oleh orang politik, dan seharusnya ditiadakan saja istilah politik itu karena ilmu yang ada di dunia politik tidak menyentuh masyarakat, tapi seringnya mengenai kekuasaan. Pembagian kekuasaan ada, tetapi wewenang bercampur. Legislatif seharusnya sibuk pada pencarian masalah, musyawarah untuk mencari solusi, dan membuat peraturan dan undang-undang, tidak mencampuri apa yang dilakukan eksekutif. Jika eksekutif salah, biarkan yudikatif yang bekerja. Dan masalah penggajian, masih jauh dari yang seharusnya. Pemerintahan yunani kuno hanya membayar para legislatif dan eksekutifnya dengan beberapa koin emas saja, tidak jauh beda dari rakyat jelata, dan mereka dilarang memiliki barang-barang yang terbuat dari emas dan perak. Masalah partai sudah dijelaskan. Masalah jabatan di partai politik oleh pejabat pemerintah, itu belum menjadi kenyataan. Seharusnya sudah terjadi, agar para pejabat tidak bekerja di bawah pengaruh politk partainya. Kenyataannya, menteri kabinet pemerintahaan saat ini diizinkan cuti kampanye dan boleh menjadi calon presiden asalkan mundur dari jabatannya menterinya. Seharusnya tidak boleh. Kinerja kabinet menjadi terganggu, dan rakyat menjadi korbannya.
Indonesia terlalu bangga terhadap demokrasi sehingga pesta demokrasi seperti pemilihan umum terlalu dibesar-besarkan. Jauh lebih baik jika bangsa Indonesia bangga terhadap pendidikan, sains, hasil bumi, kemanusiaan, dan lingkungan. Bahwasannya itu jauh lebih berguna bagi bangsa dan negara.

Kehidupan Ideal Versi Gw

Siapa yang tidak ingin punya kehidupan ideal? Setiap orang boleh bermimpi demikian. Tapi sebaiknya jangan hanya bermimpi. Wujudkanlah. Dan kehidupan ideal untuk gw seolah sudah dekat bagi gw.
Kehidupan ideal versi gw:
Gw, lulusan IPB jurusan Teknik Pertanian yang lulus dengan IP mendekati 4.00, bekerja di salah satu badan di bawah Kementrian Riset dan Teknologi atau Departemen Pertanian. Tinggal di lantai teratas suatu apartemen, dekat dengan masjid besar memiliki mobil sport atau SUV off road electric semi otomatis dengan Anti-Lock Breaking System dan Electronic Braking Distribution, dengan sel photovoltaic tepat di atap dan kap mesin mobil dan baterei besar serta mesin yangs angat efisien. Memiliki istri yangs angat lovable, cerdas, dan setia yang bekerja sebagai tenaga medis atau aktivis lingkungan dan kemanusiaan. Selain itu, memiliki villa kecil di tanah yang sangat luas di dataran tingi, dengan sungai kecil yang melintas di belakang rumah dengan pembangkit listrik microhydro, hutan pinus, atap villa dipenuhi sel photovoltaic, dekat masjid besar milik sekolah menengah, perguruan tinggi, atau instansi pemerintah atau swasta, memiliki ekosistem kecil dalam kandang berisi berbagai macam binatang dengan bagian sungai mengalir di bawahnya, dan kincir angin penghasil listrik.
Setiap hari kerja berangkat jam enam pagi dengan electric sports/SUV off road car menuju laboratorium atau kerja lapangan sekaligus mengantar istri bekerja. Bekerja minimal delapan jam, jika sedang ada waktu luang menulis buku untuk diterbitkan, entah novel atau karya umum. Bersama dengan istri, menjadi aktivis.
Setiap Sabtu Minggu lari pagi, bermain sepak bola, atau absket. Jika ada waktu, mengajar di sekolah atau unversitas terbuka secara sukarela. Membuat situs pribadi, serta berkarya dengan menulis buku.
Suatu hari, hasil kerja gw berkontribusi besar pada dunia terutama abnsga dan negara Indonesia. Mendapat penghargaan dari presiden, lalu bersama istri meraih hadiah nobel atas empat hal: Ilmu pengetahuan dan teknologi, perdamaian, kedokteran, dan literatur.
Kehidupan ideal menurut gw harus berada di atas tiang-tiang berikut ini: Agama, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Lingkungan, Keseimbangan Ekosistem, Kemanusiaan, Kesehatan, dan Pendidikan. Tidak sulit untuk mewujudkan itu, gw percaya gw bisa.

Bersyukur Setiap Saat

Bersyukur adalah suatu bentuk kepuasan dalam hidup di kala mendapatkan sesuatu. Banyak agama menyatakan bersyukur adalah cara agar kenikmatan tidak putus datangnya. Sebenarnya hal ini bisa dijelaskan tanpa dalil agama, dan juga membuktikan bahwa ajaran akhlak agama adalah benar.
Di atas sudah dijelaskan pengertian bersyukur, lalu apakah manfaatnya selain yang telah dijelaskan oleh agama? Bersyukur menyatakan kepuasan, sedangkan salah satu sifat manusia yang berbahaya adalah tidak pernah puas. Dengan bersyukur, berarti kita telah mengeliminasi sifat manusia yang buruk dalam diri kita.
Bersyukur menyatakan kepuasan, yang berarti membuat kita semakin termotivasi untuk mendapatkan kepuasan yang lain. Terdengar berkebalikan dengan yang di atas, tapi sebenarnya sih tidak.
Bersyukur menyatakan kepuasan, yang berarti mengaku tidak sedang mengalami keburukan walaupun sedang mengalaminya. Mengekspresikan rasa syukur tidak hanya dilakukan ketika kita sedang mendapatkan kenikmatan, tetapi juga ketika sedang mengalami keburukan sebagai pernyataan bahwa sedang tidak mengalami hal yang buruk.
Gw punya seorang teman asal Pekalongan. Orangnya santai dan selalu terlihat senang walaupun sedang diejek. Ketika gw melihat ia tidak sengaja menjatuhkan bukunya, ia berkata, ”Alhamdulillah bukunya jatuh ke bawah. Bila jatuh ke atas akan susah mengambilnya.” Bagi yang mendengarnya pasti akan tertawa, tapi bagi gw itu adalah sesuatu. Bila bisa bersyukur, kenapa harus merasa kesal?
Tanpa disadari juga kita sering kali berada pada keadaan yang pantas untuk disyukuri tapi kita tidak bersyukur. Seperti contoh ketika sedang sehat, seringkali kita lupa bersyukur. Sementara ketika sedang sakit kita sangat merindukan kesehatan. Bahkan pada hal yang paling sederhana seperti bernafas. Seharusnya di setiap hembusan nafas kita bersyukur sementara di tempat lainada orang yang harus bernafas dengan alat bantu. Dan kita seharusnya bersyukur jika masih bisa melihat indahnya dunia. Bayangkan betapa malangnya orang buta.
Ketika kita dalam kesusahan pun kita tetap harus bersyukur karena tidak mendapatkan sesuatu yang lebih buruk. Kita harus tetap bersyukur hingga hal yang terburuk terjadi, yaitu ketika kita tidak mampu lagi bersyukur.

Adaptasi

Setiap manusia pasti pernah mengalaminya, masa-masa di mana sedang beradaptasi dengan suasana dan lingkungan yang baru yang akan dihadapi dalam waktu lama. Mungkin sama seperti binatang yang beradaptasi dengan habitat baru. Dan juga seperti binatang, tidak semua manusia bisa beradaptasi dengan suasana dan lingkungan yang baru. Beberapa butuh waktu lama untuk beradaptasi, tetapi ada juga yang cepat beradaptasi. Pasti menyenangkan jika terbiasa dengan semua lingkungan yang ada.
Kita sering melihat hal-hal seperti ini,dan mungkin juga pernah mengalaminya. Seperti contoh anak TK yang baru lulus dan siap belajar di Sekolah Dasar. Anak TK itu tentu saja akan berganti statusnya menjadi anak SD, dan ia juga harus beradaptasi untuk terbiasa dengan teman baru, ruang kelas baru, cara belajar yang baru, dan lain-lain. Adaptasi semakin cepat akan semakin baik karena untuk membuat prestasi di tempat baru haruslah merasa bahwa itu atmosfernya, lingkungan tempat di mana ia seharusnya berada.
Bagaimana jika tidak mampu beradaptasi? Bayangkan seekor binatang yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya, misalnya seekor burung elang gunung yang berasal dari daerah beriklim Mediterania dipindahkan ke pegunungan di Skandinavia yang beriklim dingin dan selalu bersalju. Maka burung elang itu harus mampu berburu binatang yang sering bersembunyi di bawah lapisan salju. Jika tidak bisa, elang itu akan mati. Itulah yang akan terjadi jika manusia saat ini tidak mampu beradaptasi. Bukan mati, hanya saja tidak bisa hidup selayaknya manusia yang mampu beradaptasi, meski masih ada kemungkinan mati.
Gw juga sedang mengalaminya. Sudah empat minggu di IPB, sudah cukup terbiasa meski amsih membutuhkan sedikit penyesuaian. Tapi gw menganggap gw cepat beradapatsi. Kenyataannya, gw sangat excited ketika menghadapi kelas kuliah pertama. Gw sangat ingin disibukkan oleh kegiatan kampus gw, gw siap menyelesaikan 200 SKS! Sepertinya yang terakhir tidak mungkin.
Gw ngga bisa memberikan tips mengenai beradaptasi dengan cepat, karena itu tergantung dari masing-masing individu. Tidak seperti binatang, setiap insan manusia berbeda-beda sifat dan perilakunya karena kita memiliki otak yang kompleks yang memuat berbagai tingkat emosi dan kecerdasan.
Intinya adalah, cepat-cepatlah beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Jadilah fleksibel di setiap suasana dan lingkungan yang ada agar mampu meraih pencapaian tinggi di setiap aspek kehidupan.

Minggu, 13 Juli 2008

Misi Hidup

Terkesan philosophic, dan memang benar demikian. Hidup harus memilik tujuan. Manusia yang tidak memiliki tujuan hidup, hidupnya akan terombang-ambing. Tidak ingin kan mengakhiri hidup sebelum memiliki tujuan hidup?
Jangan membayangkan hidup seperti ini: Lahir, menjadi bayi, balita, teman pertama, sekolah pertama, jenjang pendidikan selanjutnya, menjadi remaja, menjadi dewasa, lulus kuliah lalu bekerja, mencari pasangan hidup, memiliki keturunan, mengasuh anak, mendewasakan anak dan seterusnya hingga meninggal. Bila begitu, apa bedanya kita dengan binatang? Contohnya singa. Lahir, menyusui dari ibunya, tumbuh, belajar berburu dengan memperhatikan ibunya, lalu buruan pertama, lalu mencari pasangan dan memperoleh keturunan, dan seterusnya hingga meninggal. Tidak berbeda kan?
Ada keuntungan kita dilahirkan sebagai manusia. Kita memiliki emosi yang lebih kompleks, rasa iba, punya amarah, perasaan senang dan bahagia, dan punya keinginan selain nafsu seksual saja. Kita juga diberkati kecerdasan yang luar biasa. Pasti ada alasan mengapa kita memiliki semua itu.
Sebenarnya secara biologis kita tidak jauh berbeda dari binatang. Kita menjadi berbeda karena selain kita memiliki semua keistimewaan yang tersebut di atas, kita juga memiliki kemampuan untuk membuat perubahan di dunia. Binatang pada tahap tertentu sebenarnya mampu membuat perubahan terhadap dunia, tapi tidak sedahsyat manusia. Dan juga efeknya sudah tersapu oleh keberadaan manusia. Kebanyakan binatang saat ini hanya ‘hidup’ saja tanpa membuat perubahan hingga ke banyak generasi. Maukah kita menajdi seperti itu?”
Semua keistimewaan yang tersebut di atas tadi adalah handicap. Semua makhluk memilikinya, untuk bertahan hidup di habitatnya masing-masing. Harimau memiliki cakar, taring, dan kemampuan berburu. Elang mampu terbang dan menerjang mangsa. Manusia? Kita memiliki otak yang luar biasa, kecerdasan yang luar biasa yang membuat kita mampu bertahan di habitat manusia yang sekarang, peradaban.
Buatlah tujuan dalam hidup, dan itu harus berguna bagi umat manusia. Kita telah diberkati banyak hal sehingga kita menyebut diri kita lebih maju dari pada binatang. Jangan membuat tujuan hidup yang egois, karena itu malah membuat kita tidak berbeda dari binatang. Kita adalah makhluk sosial. Binatang saja masih bisa bersosialisasi dengan sesamanya dengan cara yang lebih sederhana.
Dalam beberapa hal, seberapa maju peradaban manusia, kita tetap tidak berbeda dengan binatang.
"We gotta remember, we live what we choose
It’s not what you say, it’s what you do
And the life you want is the life you have to make"

Renewable Resources

Renewable resources adalah sumber energi yang setelah dimanfaatkan bisa didapatkan kembali secara alami oleh proses alam dan hampir tidak bisa habis jika dimanfaatkan terus menerus bila dilestarikan keberadaannya. Saat in, renewable resources sedang dicari di tengah melambungnya harga bahan bakar fosil dan meningkatnya kesadaran kepada lingkungan. Meski begitu, energi dari bahan bakar fosil masih jauh mendominasi.
Energi dari bahan bakar fosil menghasilkan gas karbon dioksida yang sangat banyak dan sedang dimusuhi oleh kaum yang peduli lingkungan. Selain peningkatan kebutuhan yang mengakibatkan tingginya harga bahan bakar fosil, faktor lingkungan juga menyebabkan meningkatnya tren renewable resources. Manusia perlu suplai energi dari jenis berbagai sumber agar terjangkau dan pasokan pasti.
Tapi renewable resources bukan berarti tanpa cela. Jika salah dalam pengelolaannya, justru menyebabkan kerusakan lingkungan. Tapi bila benar, potensi ekonomi, ekologi, dan ilmu pengetahuannya sangat besar.
Macam-macam reneable resources adalah:
  • Geothermal, adalah sumber panas yang berasal dari dalam bumi (geo=bumi, thermal=panas). Umumnya berbentuk uap bertekanan tinggi. Manusia umumnya mencari uap tersebut, tapi ada juga yang menciptakan uap tersebut dengan cara mengalirkan air ke lapisan bebatuan dalam yang sangat panas. Uap yang didapat bisa langsung untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik. Kelemahan dari sumber energi ini adalah tekanannya sangat tinggi sehingga jika tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan. Selain itu, uap air yang datang biasanya bersamaan dengan berbagai jenis zat yang membahayakan dan dapat menyebabkan korosi sehingga biaya perawatannya tinggi jika tidak menggunakan teknologi dan material yang tepat.
  • Nuclear power. Prinsipnya sederhana, dengan memanfaatkan energi dari nuklir untuk menguapkan air menjadi uap bertekanan tinggi yang memutar turbin. Zero carbon emmision, tapi membutuhkan banyak air. Jangan percaya terhadap bahaya nuklir, saat ini semua itu sudah bisa ditangani. Kemungkinan reaktor bocor sangat-sangatlah kecil. Sudah terjadi jutaan reaksi nuklir untuk menghasilkan listrik, tapi kebocoran reaktor baru bisa dihitung dengan hitungan jari. Kita akan menjadi sulit berkembang, terutama mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat esensial bagi kehidupan manusia, jika kita tidak berani mengambil risiko yang sangat kecil itu.
  • Solar panel. Jenis energi yang cukup pintar karena tahu matahari pasti akan selalu bersinar hingga manusia terakhir meninggalkan bumi. Solar panel terbagi menjadi dua: photovoltaic, dan heat reflector. Photovoltaic mengubah cahaya menjadi energi listrik secara langsung, sedangkan heat reflector memantulkan panas matahari dan memfokuskannya pada satu titik untuk mendapatkan panas yang lebih intens. Panas itu bisa untuk photovoltaic untuk mendapatkan energi yang lebih besar, atau untuk menguapkan air dalam pipa tahan panas untuk menghasilkan uap bertekanan tinggi. Uap tersebut bisa untuk berbagai keperluan, tapi umumnya untuk memutar turbin listrik. Kekurangan solar panel hanya pada efisiensi dibandingkan dengan luas area yang dibutuhkan untuk mendapatkan listrik. Solar panel juga tidak mampu bekerja secara optimal pada keadaan cuaca berawan, apalagi malam. Biasanya solar panel hanya untuk aplikasi praktis seperti pengisian baterai, dan untuk emergency situation jika sumber listrik utama menghilang.
  • Wind power. Menggunakan tenaga angin untuk menggerakkan turbin. Energi dari gerakan angin bisa untuk hal-hal seperti memompa air, menggiling gandum, dan sebagainya serta untuk menghasilkan listrik. Turbin angin terbagi menjadi dua jenis, yaitu turbin horizontal dan turbin vertical. Turbin horizontal adalah turbin yang umum dipakai dan hanya untuk angin satu arah, tapi bisa diatasi dengan penopang turbin yang bisa diatur arahnya. Turbin vertical adalah turbin untuk angin dari segala arah, angin samping maupun angin vertical, tetapi putarannya tidak secepat turbin horizontal. Kekurangan turbin angin adalah energi angin tidak selalu datang dalam keadaan konstan, dan turbin angin juga menghasilkan polusi suara yang semakin baik diatasi di jaman sekarang ini.
  • Hydro power, yaitu memanfaatkan energi dari massa air yang bergerak secara vertical maupun horizontal. Yang vertical umumnya terdapat pada bendungan pembangkit listrik. Sungai besar dibendung untuk mendapatkan ketinggian air tertentu sehingga tekanan air di dasar bendungan semakin besar. Tekanan tersebut dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin. Yang horizontal memanfaatkan arus permukaan atau arus dalam air. Keduanya menggunakan kincir atau turbin. Bedanya adalah apda arah gerak turbin dan bentuk turbin. Yang memanfaatkan arus permukaan, turbin berputar searah arah arus dan bentuk turbinnya seperti roda. Yang memanfaatkan arus dalam, turbin berputar tegak lurus dengan arah arus dan bentuk turbinnya seperti turbin angin. Kelemahan dari hydro power adalah membutuhkan banyak air sehingga tidak bisa bekerja dengan baik jika terjadi kekeringan. Selain itu, hydro power berbentuk bendungan juga berpotensi merusak ekosistem air.
  • Hydro thermal, yaitu menggunakan selisih antara suhu permukaan air laut dan suhu dalam air laut untuk membuat perbedaan tekanan yang bisa memutar turbin. Teknologi ini cukup efisien, dan laut menutupi sebagian besar permukaan bumi sehingga memiliki potensi besar. Masalah yang masih dihadapi adalah pada efisiensi yang masih dalah pengembangan. Selain itu, cukup sulit menemukan laut yang memiliki selisih suhu permukaan dan suhu dalam yang cukup besar selain di laut tropis.
Listrik memang bisa dihasilkan dari apa saja untuk apa saja. Segala hal yang biasa kita lakukan dengan api dan pembakaran bisa kita lakukan dengan listrik, seperti memasak, memutar mesin, atau mengendarai kendaraan. Dan untuk mendapatkan listrik tidak harus dengan membakar sesuatu. Di masa depan, listrik akan mendominasi, bahkan untuk menerbangkan pesawat luar angkasanya, karena memang sudah ada teorinya.
Sudah saatnya berganti era, dari jaman api menjadi jaman listrik. Masih pakai bensin? Ngga jamannya lagi.

Sabtu, 28 Juni 2008

Dunia Tanpa Uang

Pernah membayangkan keberadaan dunia tanpa uang? Bayangkan saja jika kita bisa mendapatkan sesuatu, barang dan jasa, tanpa uang. Tapi itu tidak gratis, dan juga kita tidak benar-benar membayar dengan sesuatu yang nyata. Maksudnya tidak gratis adalah untuk ‘membayar’ semua itu, kita harus bekerja untuk masyarakat tanpa upah. Jadi ini semua adalah timbal balik dari kerja keras semua elemen masyarakat.
Gw rasa itu mungkin saja terjadi dengan beberapa syarat:
  • Sifat serakah dan sifat malas manusia harus diberantas.
  • Semua orang harus bekerja tanpa kecuali, dan bersedia bekerja menjadi apa saja yang dibutuhkan masyarakat.
  • Adanya pemerintahan yang kuat dan dihormati.
  • Pengakuan mengenai hak milik pribadi diperketat dengan maksud agar tidak berlebihan.
Sebagian besar masalah yang terjadi di masyarakat adalah karena keberadaan uang. Tidak akan ada kemiskinan tanpa adanya uang karena kemiskinan itu selalu diukur pada uang dan harta benda milik pribadi. Krisis moneter tidak akan ada, karena tidak ada mata uang. Kerusakan lingkungan juga disebabkan oleh keserekahan manusia, karena manusia memiliki dan menginginkan uang. Semua orang bisa mengejar pendidikan setinggi langit tanpa adanya biaya pendidikan. Dan beberapa jenis konflik juga disebabkan karena masalah uang dan kepemilikan sumber daya, yang sebenarnya bisa dibagi jika tidak dinilai dengan uang.
Bsia dibayangkan kan? Ambil contoh, seorang guru. Ia mengajar tanpa dibayar, tapi ia termotivasi oleh kewajibannya. Sedangkan semua kebutuhan hidupnya terpenuhi dengan cuma-cuma. Ia hanya tinggal mengambil semua kebutuhan pokoknya di penyalur barang-barang kebutuhan. Listrik, gas, dan air gratis. Biaya telepon dan internet gratis. Sementara di tempat lain, para petani dan peternak harus dengan cuma-cuma juga memberikan hasil pekerjaannya kepada masyarakat dan imbalannya adalah biaya hidup yang cuma-cuma juga.
Mudah kan? Semua urusan yang cuma-cuma ini cuma masalah kecil, jika sistem ini berhasil diterapkan di masyarakat.
Tapi setiap orang berhak mendapatkan ketenaran atas produktivitasnya. Artis yang aktingnya cukup bagus juag berhak untuk tenar karena akting yang bagus menunjukkan kerja kerasnya. Begitu juga atlet, dan sebagainya. Profesi lainnya juga bisa mendapatkan ketenaran.
Jika sistem ini benar-benar berhasil, ada beberapa manfaat besar yang bisa didapatkan manusia:
  • Tidak ada kemiskinan, dan kemungkinan tidak ada pengangguran.
  • Tidak ada lagi jurang lebar antara yang kaya dan miskin.
  • Tidak ada keserakahan dan kemalasan.
  • Kerusakan lingkungan dan konflik bisa dihindari.
  • Tercipta masyarakat sempurna.
Tapi bukan berarti sistem ini tanpa cela. Tanpa adanya kesempatan untuk memperkaya diri bisa membuat manusia tidka termotivasi untuk berkarya, menjadi kreatif, dan lebih produktif. Dan mungkin yang namanya hiburan seperti musik, film, seni,d an sebagainya tidak akan sebanyak saat ini karena semua orang sibuk melakukan sesuatu yang benar-benar dibutuhkan.
Dan sistem ini akan sulit dilaksanakan jika terjadi beberapa hal seperti jika keserakahan dan kemalasan manusia bisa hilang serta jumlah penduduk yang terlalu besar.
Tapi gw percaya hal ini masih bisa terjadi pada manusia, pada kondisi jumlah penduduk yang terlalu besar. Tidak perlu saat ini, dan mungkin tidak akan terjadi di planet bumi. Masih bisa terjadi di planet baru di mana kolonisasi akan terjadi.

Orang Terbodoh di Dunia

Menyebalkan ngga sih berada di antara orang-orang bodoh? Mengetahui keberadaannya saja membuat gw muak. Tapi gw ngga bermaksud negatif. Luruskan dulu pengertian bodoh versi umum dan bodoh versi gw.
Bodoh versi umum berarti keadaan yang menimpa seseorang sehingga orang itu tidak tahu apa-apa, dikarenakan tidak pernah menjalani pendidikan dan terisolasi dari informasi karena suatu alasan. Gw menyebutnya terisolasi, karena memang tidak ada hal yang bisa lebih dikasihani dari pada hal ini. Lebih baik miskin, itu menurut gw. Tapi parahnya, penyebab terisolasi ini umumnya adalah kemiskinan.
Bodoh versi gw berarti keadaan yang mengakibatkan seseorang yang sudah merasakan dunia pendidikan dan memiliki akses ke banyak informasi, tapi tidak tahu mana yang baik dan buruk. Bisa berbuat benar, kenapa harus berbuat salah? Bisa menjaga kesehatan, kenapa tidak dilakukan? Bisa berkarya, kenapa malas? Bisa belajar, kenapa menghibur diri? Ada waktu untuk membaca, kenapa begrosip via SMS dengan teman? Bisa menyelamatkan lingkungan, kenapa malah merusaknya? Punya kesempatan berprestasi, kenapa malas?
Jujur aja, banyak orang ‘bodoh’ di sekitar gw dan yang gw ketahui ada di dunia ini. Gw sudah membuat daftarnya.
  • Pengendara kendaraan pribadi. Alasan utamanya adalah merusak lingkungan. Dosa lainnya masih banyak, yaitu membuat macet, tidak menghormati pejalan kaki, menghamburkan subsidi negara, dan membuat rakyat miskin sakit hati. Ada banyak loh di sekitar gw, membuat gw berpikir bahwa dunia mau kiamat.
  • George W. Bush. Alasan utamanya adalah tidak berperikemanusiaan. Perang Iraq dan Afghanistan adalah penyebab utamanya. Ia juga terlihat mendukung perbuatan bangsa Israel menyiksa bangsa Palestina. Selain itu, dosa terbesarnya adalah karena ia tidak pernah menyetujui semua perjanjian mengenai penyelamatan lingkungan dan perubahan iklim. Kebijakannya hanya pada ekonomi jangka pendek dan tidak pernah mendukung gerakan anti perubahan iklim sekecil apapun.
  • Mahasiswa yang demo anarki. Kebayang ngga sih, mahasiswa yang merupakan manusia terpelajar, anarki? Itu justru menjadikan mereka terlihat tidak terpelajar. Seharusnya mereka tahu, merusak infrastruktur ketika demo malah membuat segalanya semakin buruk. Dan gw juga merasa mahasiswa jenis ini tidak mengerti arti dari ‘perusakan lingkungan’ yang terus mereka lakukan ketika demo dengan membakar ban. Mahasiswa cerdas seperti apa yang berpikir bahwa dengan membakar ban akan membuat aspirasi mereka akan dipenuhi?
  • Orang yang menolak kenaikan harga bahan bakar minyak. Capek menjelaskannya. Gw sudah pernah membuat opini tentang ini. Baca aja arsipnya, ya?
  • Mahasiswa yang demo anarki dan menolak kenaikan harga bahan bakar minyak. Ini adalah kombinasi yang berbahaya. Baru saja terjadi.
  • Orang yang menggunakan televisi untuk menghibur diri. Salah banget nih. Tujuan utama ditemukannya televisi adalah menyebarkan informasi. Hiburan bukan informasi, apalagi ketika tahu bahwa sebenarnya bisa mencari informasi yang berguna dan bukannya menyaksikan audisi orang-orang yang tidak berbakat dan menonton sinetron yang temanya selalu cinta dan akhirnya selalu jelas.
  • Orang yang tidak menghargai waktu. Di saat bisa melakukan sesuatu yang berguna, malah tidak melakukan apa-apa.
  • Orang yang membanggakan hartanya. Seharusnya menusia lebih bangga hidup miskin tetapi cerdas, dicintai orang, dan sering beramal ikhlas, karena harta tidaklah abadi. Di suatu saat, manusia pasti berpisah dengan seluruh hartanya. Itu pasti, tidak bisa dibantah.
  • Orang yang boros. Boros sebenarnya ada beberapa jenis, diantaranya boros uang, sumber daya, dan energi. Semua tahu boros itu tidak baik. Tapi kebanyakan orang sudah tahu seperti apa akibat dari sifat boros itu. Yang mereka tidak tahu adalah mereka tidak menyadari bahwa sedang melakukan pemborosan sehingga tidak tahu kapan harus berhenti. Kita bisa tahu bahwa kita sedang melakukan pemborosan atau tidak dengan mengidentifikasi perbuatan itu, apakah itu benar-benar berguna, apakah jika kita tidak melakukannya kita akan sangat menyesal nantinya, dan apakah waktu yang kita pakai untuk melakukan perbuatan itu sebenarnya bisa dipakai untuk hal lain yang lebih berguna? Ketahui hal-hal itu terlebih dulu sebelum berbuat.
  • Orang yang merokok, meminum minuman alkohol berlebihan, dan mengkonsumsi narkoba. Ketiganya adalah sama: merusak tubuh. Kenapa tubuh harus dirusak? Padahal kesehatan adalah anugerah yang tiada tara, tidak bisa dibandingkan dengan kenikmatan lain di dunia ini dan pantas disyukuri. Setiap kali kita sakit, kita merindukan kesehatan. Dan ketika sehat sering kali kita lupa bagaimana rasanya sakit. Itulah hal utama yang membuat manusia tidak menghargai kesehatan.
Sebenarnya gw masih ingin menyebutkan banyak-banyak, tapi semua mengarah ke satu hal kok. Semua orang harus tahu bahwa lingkungan, kemanusiaan, dan edukasi adalah hal yang harus didahulukan dari pada kepentingan apapun, terutama hiburan dan urusan bersenang-senang!

Sabtu, 21 Juni 2008

Pilihan

Pernah terpikirkan, ketika kita melakukan sesuatu, memilih perbuatan, atau bahkan tidak melakukan apa-apa akan berdampak sesuatu pada hidup di masa depan? Manusia tidak bisa membaca masa depan. Melakukan perbuatan positif pun dapat berakibat buruk. Tapi ada satu hal yang patut diketahui manusia, yaitu perbedaan antara yang baik dan buruk. Itu adalah kemampuan dasar manusia yang tidak dimiliki hewan.
Semua tentang pilihan. Ketika kita berada di dalam aliran waktu dan kehidupan, kita pasti dihadapkan pada pilihan. Dan tidak pernah ada perbuatan sia-sia, segala yang kita lakukan akan ber-impact pada hidup kita, sekecil apapun itu.
Dan waktu tidak akan kembali. Di detik kita berdiri kita sedang berhadapan dengan detik berikutnya. Detik yang baru datang, dan detik yang sebelumnya tidak bisa diraih lagi. Dan seterusnya hingga manusia tidak bisa menyentuh detik yang dihadapinya.
Seperti contoh, pria yang baru bangun dari tempat tidurnya di hari Minggu. Ia telah bangun jam lima pagi dan telah dihadapkan oleh beberapa pilihan diantaranya bangun dan lari pagi, memulai untuk menulis cerpen, mengerjakan pekerjaan rumah, membersihkan rumah, memasak sarapan, tidur lagi, atau yang lainnya. Masalah sepele, tapi ternyata banyak pilihan yang bisa dilakukan oleh seorang pria yang terbangun jam lima pagi di hari Minggu. Bila ia memilih untuk lari pagi, ia akan sehat dan segar bugar. Bila ia memilih untuk memulai menulis cerpen, ia mungkin akan menjadi penulis suatu hari. Bila ia memilih untuk mengerjakan pekerjaan rumah, ia akan punya banyak waktu untuk bersenang-senang di waktu yang lain dan mendapat kepastian bahwa tugasnnya telah selesai. Bila ia membersihkan rumah, tugas sehari-hari bisa lebih cepat selesai. Bila ia memilih untuk memasak sarapan, ia tidak akan kelaparan hingga siang nanti. Dan bila ia memilih untuk tidur lagi, ia mungkin akan bisa melanjutkan mimpi indahnya.
Itu adalah logika yang bisa dipikirkan oleh manusia dengan mudah, tapi kenyataan tidak selalu berjalan demikian. Mungkin saja lebih baik atau lebih buruk. Misalnya ketika ia lari pagi, tidak hanya tubuh yang sehat dan segar bugar yang bisa didapatnya, tapi bisa saja ia berkenalan dengan seorang perempuan yang sangat cantik di lapangan yang akhirnya menjadi istrinya. Bila ia tidak lari pagi di hari itu ia tidak akan mendapatkan istri yang cantik itu. Atau ketika ia lari pagi ia ditabrak kendaraan bermotor, mendapatka luka yang cukup parah sehingga ia harus menjalani opname beberapa hari.
Apapun bisa terjadi. Tapi ingatlah, ketika kita memilih, kita tidak akan bisa melakukan yang tidak kita pilih sehingga kita tidak akan mendapatkan manfaat dari yang tidak kita pilih itu. Sebagai contoh, bila ia lari pagi dan tidak memilih untuk memulai menulis cerpen, ia mungkin akan kehilangan kesempatan untuk menjadi penulis, sehingga ia mungkin akan menyesal di kemudian hari ketika ia sangat ingin menjadi penulis dengan suatu alasan.
Itu adalah contoh pilihan yang terjadi di satu waktu dengan berbagai akibat yang bisa didapat. Dan di bawah ini ada contoh penyesalan yang bisa dipelajari, yang sangat gw dalami.
Seseorang berusia 14 tahun. Baru lulus SMP, dan ingin ia bisa memilih untuk melanjutkan sekolah atau tidak. Bila ingin melanjutkan sekolah, ingin ke sekolah yang mana. Pilihannya ada banyak, diantaranya ada yang dekat rumah tapi dengan kualitas biasa dan ada yang jauh dari rumah tapi dengan kualitas yang lebih baik. Sayangnya ia tidak bisa masuk ke sekolah favoritnya karena nilai ujian nasional sedikit di bawah rata-rata. Ia menyesal tidak belajar rajin selama tiga tahun di SMP dan malah memilih untuk lebih banyak bermain.
Itu adalah contoh kecilnya. Bahkan pilihan dan penyesalannya tidak sesulit seperti apa yang gw lihat di sekitar gw.
Setelah lulus, teman-teman gw memang punya banyak pilihan perguruan tinggi. Bahkan saking banyaknya pilihan mereka bingung ingin memilih yang mana. Memang tidak mudah memilihnya. Tapi itu tidak hanya masalah memilih, melainkan bagaimana cara menjadi mahasiswa di perguruan tinggi yang dipilihnya. Mereka bisa saja melalui hal itu lebih mudah seandainya mereka memilih untuk tidak bersenang-senang ketika masih ada kesempatan untuk berjuang meraih prestasi akademik yang cukup bagus sehingga bisa meraih perguruan tinggi dengan mudah. Beberapa teman gw memang menyesal, setelah gagal PMDK dan gagal melewati beberapa ujian masuk perguruan tinggi. Penyesalan memang selalu datang belakangan kok. Dan masih ada Ujian Masuk Bersama (UMB) dan SNMPTN yang dalam pelaksanaannya sungguh-sungguh menyeleksi siswa sehingga tidak mungkin soalnya dibuat mudah. Dan yang belum mendapatkan perguruan tinggi negeri harus berjuang melalui dua seleksi itu yang menghabiskan banyak waktu, uang, tenaga, dan pikiran. Yang sudah mendapat perguruan tinggi sudah bisa berlibur.
Pilihan itu tidak hanya memilih apa yang baik atau buruk atau apa yang enak dan menyenangkan dalam hidup. Pilihan juga tentang memilih apakah ingin melakukan atau tidak. Ketika manusia berusia 60 tahun, sesungguhnya manusia telah tidur selama 20 tahun. Waktu yang cukup panjang untuk tidur, bahkan setelah berumur 60 tahun. Gw ngga mau bilang manusia telah membuang waktu selama 20 tahun atau 20 tahun itu adalah waktu yang sia-sia, karena tidur memang tidak sia-sia. Tapi gw berpikir, alangkah baiknya jika kita bisa terbangun setiap saat meski kenyataannya tidak mungkin. Gw harap semua manusia yang berusia 60 tahun tidak menyesal dengan fakta ini, tapi menyesallah bagi yang tidur lebih dari delapan jam setiap harinya selama seumur hidupnya.
Pernah ada yang bilang tidak ada kata terlambat untuk memulai. Memang benar. Tapi bila tidak memulai lebih dulu, keadaannya tidak akan sama. Bisa lebih buruk. Ingatlah, dari pada terlambat lebih baik mulai lebih awal. Manusia punya pilihan untuk bisa memulai lebih awal. Waktu tidak bisa kembali.

Blogsite vs Friendster

Tahu kan Friendster.com? Seluruh pengguna internet di Asia pasti tahu, dan mayoritas sudah punya halaman di sana. Sedangkan tidak semua pengguna internet tahu blogsite, dan yang mempunyai blog jauh lebih sedikit dari pada pengguna friendster.
Friendster didirikan pada bulan Maret tahun 2002 di California. Awalnya itu adalah situs pribadi dan hanya dipakai untuk membuat komunitas sesama teman pembuatnya. Tapi sekarang sudah mencapai tujuh puluh juta pengguna di seluruh dunia, dan kebanyakan di Asia. Pantas saja teman chatting gw di Eropa tidak tahu Friendster.
Sedangkan blogger pertama adalah seorang mahasiswa di Swarthmore College bernama Justin Hall. Pada tahun 1994 ia menerbitkan blog pertamanya. Blogsite pada awalnya hanya tempat curhat, berisi diary dan lain-lain.
Yang gw maksud Friendster di sini hanyalah Friendster.com saja, sedangkan yang gw maksud Blogsite, berlaku pada semua situs penyedia layanan blog.
Friendster adalah suatu situs komunitas untuk mengekspos diri dan mencari teman. Saat ini, dua hal itu adalah hasrat yang ada pada diri setiap remaja dan orang dewasa, dan Friendster bisa mengakomodasi hal itu. Sedangkan Blogsite adalah jenis situs yang membuat penggunanya memiliki halaman seperti layaknya halaman website. Di dunia ini ada banyak orang yang memilik ide kreatif dan ingin menuangkannya. Mengetahui kemudahan mengakses website, jadi muncul keinginan untuk memilikinya. Dan Blogsite bisa menjawabnya.
Sudah jelas Friendster dan Blogsite tidaklah sama, meski sama-sama bisa membuat penggunanya memiliki halaman pribadi yang bisa diakses oleh semua. Tapi Friendster dan Blogsite tidaklah sama. Untuk mengakses halaman Friendster seseorang harus melalui Friendster.com dulu, sedangkan pada Blogsite cukup diketikkan pada address bar pada web browser. Friendster bisa dimasuki berbagai aplikasi dengan sedikit HTML dan/atau bantuan situs supporter dengan mudahnya, sedangkan pada Blogsite umumnya lebih sulit. Friendster hanya bisa mengupload teks dan gambar, sedangkan Blogsite bisa mengupload segala jenis data. Friendstet, meski terlihat lebih kompleks tapi seringkali dipermudah. Pada Blogsite, untuk membuat halaman seindah Friendster harus mengerti HTML dulu. Dan itulah tantangannya membuat Blogsite.
Apa sih kekurangan Friendster? Bagi pengguna fanatik, jawabannya tidak ada. Beda dengan pengguna fanatik Blogsite yang selalu tahu kelebihan dan kekurangan situs penyedia layanan blognya. Kelebihan Friendster menurut gw adalah pada pemebntukan komunitasnya yang cepat dan mudah. Friendster juga menjadi tempat untuk aktualisasi diri, sudah seberapa jauh si pengguna itu mengetahui dirinya sendiri dan ia bisa menuliskannya di halaman itu. Itulah gunanya halaman Profile. Tidak mudah loh mengenali diri sendiri.
Sedangkan kekurangan Friendster Bagi gw ada pada tujuan penggunaannya dan penggunanya. Di antara para pengguna seakan-akan terjadi perlombaan untuk mendapatkan teman sebanyak-banyaknya. Buat gw itu aneh banget. Untuk apa memiliki tujuh ribu teman jika tidak benar-benar mengetahuinya? Apa sih arti teman itu sebenarnya? Apakah teman adalah seseorang yang setelah disapa ‘hai’ lalu dimasukkan ke dalam friend list? Gw ngga menganggap mempunyai banyak teman akan semakin baik untuk gw. Selain itu, sering kali pula para usernya memalsukan foto dirinya sendiri bahkan namanya, menjadikan Friendster tempat untuk memalsukan diri dan bukannya untuk mengekspos diri. Alamat email juga tidak harus ada untuk membuat ID Friendster. Hal itu bisa diakali. Dan artian dari mengekspos diri juga disalah artikan oleh penggunanya sebagai pamer diri. Itu juga tidak benar. Yang lebih parah lagi, mereka tidak tahu fungsi sebenarnya dari kolom comment. Lazim ngga sih berkomunikasi selayaknya surat-menyurat dengan menggunakan kolom comment? Kan ada fitur message. Ada dua alasan mengapa itu terjadi: Ingin terkenal karena kolom comment bisa dilihat oleh siapa saja bahkan bukan orang dalam friendlist sekalipun, dan mereka tidak punya alamat email yang valid.
Lalu apa kekurangan Blogsite?
Setiap situs penyedia layanan blog pasti punya kekurangan dan kelebihan. Tapi sejauh yang gw tahu semuanya tidak menyimpang dari tujuannya dan keberadaannya, termasuk fitur-fiturnya. Tapi tentu saja masih ada pengguna blog yang menggunakan blog untuk mengejek, menghina, atau menghasut. Pokoknya untuk yang jahat deh.
Enaknya memakai Friendster tentu saja karena kemudahannya membuat komunitas dan kelompok eksklusif yang dikehendaki. Tapi gw menghargai adanya diversivitas yang muncul dalam Friendster, memungkinkan terjadinya pertemanan antar bangsa. Sejauh ini gw tidak hanya memiliki teman Indonesia, tapi juga dari negara lain di Asia dan Eropa. Tentu saja gw mengenal mereka semua.
Dan enaknya memilik blog adalah bisa menuangkan ide-ide hebat untuk dibaca orang, sharing informasi, pengalaman, koleksi, atau bahkan untuk memberi tahu mengenai keberadaan dan peran suatu tokoh publik, perusahaan, LSM, ataupun lembaga pemerintahan. Dan juga ada komunitas bloggernya loh. Tapi gw akui, cara bergaul di komunitas blogger tidak sesantai Friendster. Tapi jelas lebih berguna blogsite bagi bangsa dan negara karena embangun pikiran, menyebarkan informasi, dan sharing serta tidak hanya bersenang-senang.
Sebenarnya ada banyak situs komunitas lain selain Friendster seperti Perfspot.com atau MySpace. Dan gw yakin penggunanya lebih normal dari para pengguna Friendster.

Rabu, 11 Juni 2008

Rokok

31 Mei yang lalu adalah hari anti tembakau. Sebenarnya gw kurang setuju dengan nama itu, karena tembakau tidak selalu menjadi rokok. Sama seperti pohon ganja yang tidak selalu menjadi narkotik, tapi juga bisa menjadi serat, barang kerajinan, dan sayuran.
By the way, rokok itu dari mana sih?
Rokok itu adalah hasil racikan dari tembakau dengan rempah-rempah lain yang umumnya cengkeh tergantung jenis rokoknya, lalu dilinting membentuk batangan. Tembakau adalah tanaman berdaun lebar, sedangkan cengkeh adalah pohon tinggi yang memiliki bunga yang kecil namun sangat harum. Pada tembakau, yang dipanen adalah daunnya, sedangkan pada cengkeh yang diambil adalah bunganya. Cara mengolahnya adalah dengan mengeringkan kedua hasil panen tersebut. Pengeringan berguna untuk mengurangi kadar air sehingga aromanya semakin terasa, lebih mudah terbakar, dan tahan lama.
Setelah pengeringan, daun tembakau dan cengkeh atau rempah-rempah lain dirajang atau dicincang menjadi irisan kecil-kecil. Setelah itu dicampur dengan perbandingan tertentu, lalu digulung dengan dengan suatu kertas dan jadilah rokok.
Dari mana sih tanaman tembakau dan cengkeh itu?
Tembakau berasal dari benua Amerika. Yang mempelopori penyebaran tanaman ini adalah Christopher Columbus. Ketika berada di benua Amerika ia dan awaknya melihat pria suku setempatmelinting sebuah daun kering lalu membakarnya dan menghirupnya. Columbus dan awaknya yang belum terbiasa mengatakan “Rasanya pedas” ketika baru pertama kali menghirupnya. Tapi mereka menyukainya.
Lalu kolonisasi di benua Amerika telah membuat tembakau menjadi sebuah komoditas perdagangan yang cukup menguntungkan dengan salah satu perkebunan tembakau yang terkenal ketika itu adalah di Virginia. Tembakau ketika itu juga tanaman perkebunan rakyat. Bahkan presiden pertama Amerika Serikat, George Washington, berkebun tembakau selama dan selepas menjabat presiden.
Rokok ketika itu hanya murni tembakau tanpa campuran apapun. Mirip cerutu, bahkan bisa dibilang itu memang cerutu.
Lalu, cengkeh adalah tanaman asli Indonesia. Tumbuh subur di Kepulauan Maluku dan sekitarnya. Pada awalnya cengkeh hanya dipakai untuk untuk pengobatan dan rempah-rempah. Tidak jelas kapan cengkeh menjadi bahan campuran rokok, tapi ada dua teori. Pertama, rokok dicampur cengkeh oleh bangsa Eropa yang memperdagangkan cengkeh Indonesia. Kedua, bangsa Indonesia sendiri yang meracik itu hingga tercipta rokok kretek.
Sudah cukup deh tentang sejarahnya. Sekarang efek sosialnya.
Rokok adalah sumber perekonomian masyarakat. Perkebunan tembakau dan cengkeh serta pabrik rokok berskala kecil hingga besar telah memberi pekerjaan bagi banyak orang. Itu hal yang bagus.
Dan rokok telah memberi penghasilan kepada negara. Pajaknya per batang loh. Dan rokok juga telah mensponsori berbagai gerakan sosial, banyak konser musik, dan hal lain yang memang pantas disponsori, membuat kita berpikir bahwa laba dari hasil menjual rokok memang besar. Ini juga menunjukkan bahwa jumlah perokok memang sangat banyak. Kegiatan mensponsori ini lebih seperti aksi menghapus dosa dari pada CSR.
Sepertinya hanya itu efek sosial yang gw tahu. Bahas yang lain deh.
Ada yang tahu kenapa di setiap bungkus rokok tertulis “Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin”? Karena bila tertulis “habis gelap terbitlah terang” Ibu Kartini akan marah.
Ngga lucu deh. Serius, kenapa tertulis demikian karena kenyataannya memang demikian. Sudah banyak penelitian membuktikan demikian. Dan penyakit demikian telah ada sejak rokok beredar secara luas di masyarakat. Sekarang sudah tertulis demikian dan masyarakat seharusnya tahu penyakit demikian. Itu seharusnya sudah lebih dari cukup untuk membuat orang-orang berhenti merokok karena risiko akan penyakit demikian.
Di dalam rokok terdapat 4000 macam zat kimia. Yang paling terkenal adalah Nikotin, Karbon Monoksida, dan Tar. Nikotin menyebakan kecanduan, Karbon Monoksida menyebabkan asupan oksigen dalam darah berkurang, dan tar penyebab kanker. Gw ngga mau mengatakan tiga zat itu yang paling berbahaya, tapi pada kenyataannya semua zat yang ada dalam rokok berbahaya. Di dalam rokok masih ada gas H2S yang biasa digunakan dalam eksekusi mati, poly vinyl chloride yang merupakan bahan pembuat pipa, benzopyrene yang menyebabkan kanker, dan masih banyak lagi. Selain Tar, memang masih ada zat penyebab kanker lain dalam rokok, yang selalu membuat gw berpikir bahwa merokok membuat manusia memiliki kemungkinan terkena kanker lebih banyak dengan merokok daripada pekerja kasar bidang kimia. Dan coba bayangkan serpihan pipa PVC di dalam paru-paru. Itulah paru-paru perokok berat.
Ada yang sadar ngga bahwa semua iklan rokok itu ngga nyambung dengan produknya. Lebih mirip iklan layanan masyarakat, humor, liputan kesuksesan hidup, atau tayangan tentang gaya hidup. Ngga ada unsur persuasifnya sama sekali. Tapi mengapa jumlah perokok terus meningkat?
Gw pernah menjadi perokok, setidaknya sebatang seminggu. Frekuensi yang sedikit itu membuat gw mudah melepaskan diri dari nikotin. Lagipula, rokok membuat uang gw habis sia-sia.
Meski rokok membahayakan, pemerintah tidak bisa begitu saja melarang keberadan rokok di Indonesia. Rokok telah memberi banyak lapangan pekerjaan seperti petani, pedagang, buruh pabrik, hingga dokter. Tanpa orang sakit, dokter tidak akan ada. Tapi bukan berarti tanpa rokok si dokter tak punya pekerjaan. Hanya saja dengan adanya rokok, orang sakit semakin banyak sehingga semakin banyak dokter yang dibutuhkan.
Selain itu, rokok juga telah memberi banyak penghasilan negara. Pemerintah tidak akan begitu saja kehilangan penghasilan, apalagi berasal dari suatu sektor yang mempekerjakan orang banyak. Tapi pemerintah berhak menaikkan pajak rokok, yang nantinya diharapkan untuk dana pembangunan.
Rokok ternyata punya sisi positif juga. Hanya kita sendiri yang bisa menentukan, ingin menjadi orang sehat atau orang sakit, ingin berumur panjang atau cepat mati.

Demo Mahasiswa Menolak kenaikan Harga Bahan bakar Minyak

Gw pernah melihat artikel dengan judul yang sama, yang justru membuat gw bingung. Sejak jama Budi Utomo, pelajar atau kaum yang terpelajar adalah kaum yang selalu membuat perubahan dan mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara. Tapi baru kali ini gw melihat gerakan mahasiswa yang begitu besar mengharapkan kehancuran bangsa.
Keputusan presiden SBY menaikkan harga bahan bakar minyak adalah keputusan teat di saat yang tepat. Harga minyak internasional sudah terlalu tinggi. Dan fakta bahwa produksi minyak mentah nasional terus turun dan konsumsi nasional terus meningkat tidak mudah untuk diputar balikan. Dan tidak pernah ada opsi penurunan harga apapun alasan dan kondisinya dikarenakan masalah lingkungan dan kekhawatiran konsumsi berlebih akan terjadi lagi dan lebih parah. Yang lebih parah lagi, delapan puluh persen penikmat subsidi bahan bakar minyak adalah orang yang mampu. Seharusnya para mahasiswa tahu itu.
Ada slogan tolol yang gw dengar di jalan, “Harga Bahan Bakar Minyak Naik Rakyat Menjerit.” Yang menjerit itu rakyat yang mana? Rakyat kecil justru tertolong karena ada BLT dan jaminan bahwa santunan kesehatan, beras untuk rakyat miskin, dan pendidikan murah bagi mereka tetap ada. Bila harga bahan bakar minyak tetap murah, kemungkinan semua santunan itu bertahan mungkin akan menjadi mimpi saja. Seharusnya para mahasiswa tahu itu.
Bila rakyat mampu yang menjerit, itu artinya ngga tahu malu. Bila beli kendaraan pribadi saja mampu, ngga mungkin bila membeli bensin saja tidak mampu. Coba aja nongkrong di SPBU lima menit dan hitung berapa kendaraan pribadi yang mampir, lalu bandingkan dengan berapa angkutan umum yang mampir. Bedanya bisa empat banding satu. Bahkan di pusat kota bisa lebih besar dari itu. Seharusnya para mahasiswa tahu itu.
Yang lebih tolol lagi, demo yang mengganggu ketertiban umum dan merusak lingkungan yang idlakukan para mahasiswa. Menutup jalan raya, bentrok dengan polisi, membakar ban, anarki. Apakah mereka tidak punya otak lagi? Itukah tipikal mahasiswa saat ini?
Saya melihat mahasiswa sekarang lebih banyak yang memiliki dan menggunakan kendaraan pribadi. Apakah itu alasan mereka menentang kenaikan harga bahan bakar minyak? Bila iya, semakin buruk saja tindakan mereka: menghancurkan bangsa demi kepentingan pribadi.
Mungkin ada alasan lain. Sikap tidak dewasa menyebabkan mahasiswa ingin diperhatikan, ingin dikatakan hebat, ingin dipuji, dll. Gw merasa alasan ini yang paling benar, mahasiswa sekarang ingin mengikuti jejak senior mereka di tahun 1998, membuat perubahan. Tapi tidak cukup. Dari sekitar empat juta mahasiswa di Indonesia, yang demo tidak mencapai ratusan ribu. Berarti masih banyak yang menentang.
By the way, bagaimana dengan BKM(Bantuan Khusus Mahasiswa)?
Gw yang menjelang menjadi mahasiswa sangat mendukung hal ini, apalagi bila jumlah siswa yang menerima diperbanyak dan jumlah bantuan diperbesar. Dan itu hanya bisa terjadi jika harga bahan bakar minyak tidak disubsidi sama sekali. Bantuan Rp. 500.000 per semester sangat membantu. Bisa menutupi ongkos transportasi selama tiga bulan. Meski masih kurang, sebaiknya seluruh mahasiswa mensyukuri hal ini, siapapun penerimanya.
Ada yang bilang BKM hanya untuk menyuap mahasiswa agar tidak ada yang protes pada kenaikan harga bahan bakar minyak. Gw ngga peduli dengan alasannya, karena protes pun adalah hal yang salah. Pemerintah dengan jelas mengaku bahwa BKM adalah kompensasi dari kenaikan harga bahan bakar minyak yang merupakan tujuan jelas dari subsidi: Untuk yang membutuhkan saja.
Sebagai manusia, kita harus tahu mana yang benar dan mana yang salah, apalagi bagi yang terpelajar. Semua keputusan yang dibuat presiden sudah didiskusikan dengan menteri-menteru terkait, parlemen, kaum intelektual, dan tokoh masyarakat dengan sebaik-baiknya. Sistem pemerintahan kita juga tidak memungkinkan sikap otoriter presiden terjadi.

Selasa, 27 Mei 2008

Menjadi Orang Lain

Pernah berpikir menjadi orang lain?
Bila iya, menyesallah, kecuali hal itu memotivasi untuk menjadi lebih baik. Karena selain hal itu (memotivasi diri) bisa berarti rasa iri dan sejenisnya yang hanya akan membawa kita menuju The Dark Side of the Force. Artinya kita tidak akan bisa menjadi Jedi.
Sepertinya cukup berguna juga menyaksikan star wars enam episode sekaligus. Tapi ini benar. Sedikit saja perasaan negatif akan mendorong kita untuk berbuat negatif. Rasa iri bisa berlanjut menjadi dengki, dan entah seperti apa ujungnya. Mungkin tak berujung.
Pernah kalian berkata “Wah, orang ini perfect banget. Seandainya gw adalah dia.” ? selain perasaan iri, juga timbul rasa putus asa seolah enggan melanjutkan hidup sebelum bisa memiliki atau melakukan apa yang orang itu bisa. Perkataan “If I were somebody” dan sejenisnya pasti pernah hadir di setiap hati manusia.
Gw punya cerita tentang dua siswa yang saling bersahabat. Siswa yang pertama adalah siswa yang sangat populer dan punya perempuan yang sangat lovable. Siswa kedua adalah siswa kutu buku yang sangat cerdas. Di awal tahun pelajaran, siswa kedua berkata pada siswa yang pertama “Seandainya gw adalah loe. Loe punya banyak temen, cewek yang astaga cantiknya, dan populer pula. Sedangkan gw, sudah tujuh belas tahun ngejomblo.” Tapi, menjelang akhir tahun pelajaran siswa pertama berkata pada siswa yang kedua “Seandainya gw adalah loe, maka gw ngga akan takut Ujian Nasional seperti sekarang ini.”
Apa kesimpulan cerita di atas? Setiap orang punya keistimewaan. Tidak ada yang memiliki semuanya, dan juga tidak ada yang tidak punya apapun. Ketahuilah, kita tercipta dengan sempurna dalam keadaan sebaik-baiknya sesuai dengan kehidupan dan takdir yang akan kita hadapi. Bila ingin mengubahnya, lakukanlah dengan cara yang benar. Hanya kita yang bisa menentukan takdir kita sendiri dan untuk tidak menyerah pada garis hidup yang seolah harus dilalui. Apapun bisa berubah.
Jika sekali lagi tergaun kata-kata “If I were somebody”, katakanlah “Thank God you made me like this.”

Kenaikah Harga Bahan Bakar Minyak

Akhirnya harga minyak naik lagi. Sudah lama sekali gw menantikan hal ini. Dan seharusnya semua orang demikian.
Kita lihat dulu dari aspek non sains. Harga minya mentah dunia terakhir sebelum gw membuat halaman ini adalah 135 US dollar per barrel. Katakan saja kurs dollar sama dengan Rp. 9.300, maka harga satu drum minyak sama dengan Rp. 1.255.500. Satu barel sama dengan 117 liter. Berarti harga satu liter minyak mentah sama dengan Rp. 10.730. Itu baru minyak mentahnya, dan belum diolah. Premium harga dunia saja seharusnya Rp 14.000 per liter. Di Skandinavia harganya sudah Rp. 29.000 lebih.
Sudah kebayang mahalnya? Pemerintah Indonesia lebih merasakannya lagi. Negara bukan hanya seorang anak kecil yang hidup dengan APBN sebagai uang sakunya, meski bisa dianalogikan dengan cara seperti itu. Bayangkan seorang anak kecil yang kesal karena harga permen naik hampir dua kali lipat, sehingga ia harus menahan diri untuk tidak makan permen sesering biasanya. Bahkan ia harus berhutang pada anak lainnya yang lebih kaya untuk mengkonsumsi permen seperti biasanya. Bila ia tidak berhutang, ia harus mengorbankan biaya sekolah dan biaya makannya untuk membeli permen itu, sehingga ia akan jatuh sakit dan menjadi bodoh. Seandainya ia mengurangi konsumsi permennya, bukan tidak mungkin hutang bisa dihindari dan sekolah dan gizinya tercukupi sehingga secara finansial, mental, dan fisik ia sehat.
Indonesia bisa demikian, kuat perekonomiannya, sehat dan cerdas bangsanya, bila rakyat Indonesia mengurangi konsumsi minyaknya. Dan salah satu cara mengurangi konsumsi minyak adalah dengan menaikkan harga.
Jika dilihat lebih jauh, sebenarnya apa yang menyebabkan harga minyak naik? Menurut hukum ekonomi sistem ekonomi liberal, harga barang naik karena suplai berkurang dan/atau permintaan bertambah, tidak peduli meski ada penurunan biaya produksi. Salahkan negara-negara kapitalis!
Lalu apa penyebab suplai turun? Itu dikarenakan berbagai hal, tapi sebagian besar dikarenakan kemelut yang ada di negara-negara eksportir. Irak dulu adalah negara eksportir minyak yang cukup besar, tapi lihat perang sedang terjadi di sana. Dan suplai minyak dari Iran sudah cukup terganggu oleh intervensi Amerika Serikat dalam politik, ekonomi, dan militer negara itu. Begitu pula yang terjadi di Venezuela. Jadi, ketika Amerika Serikat memprotes OPEC untuk meningkatkan produksi minyaknya, mereka tidak melihat dosa mereka sendiri. Lucu, kan? Dan negara-negara anggota OPEC juga diisukan mengancam akan menghentikan suplai minyaknya ke negara-negara barat jika mereka tidak meninggalkan jazirah Arab dan Israel tidak menyiksa bangsa Palestina dan negara-negara tetangga mereka. Bila benar, berapa harga minyak nantinya?
Bila itu benar terjadi, tidak masalah sih bagi Indonesia, karena akan ada suplai berlebih bagi Indonesia. Yang gw permasalahkan adalah warga negara-negara barat nantinya.
Kenapa tidak membuat pasar minyak kedua selain NYME? Kenapa harga minyak harus berdasarkan harga NYME? Mereka tidak mengendalikan produksi dan persediaan minyak dunia. Mereka hanya membuat harga berdasarkan suply dan demand.
Juga ada sebab lain suplai minyak berkurang. Di Inggris Raya beberapa waktu lalu terjadi aksi mogok buruh perusahaan minyak dan sempat mengancam harga minyak juga. Mereka mogok karena menuntut kenaikan gaji karena perusahaan mereka mendapatkan untung besar dari kenaikan harga minyak itu. Dan di Nigeria, rakyat berusaha menguasai aset perusahaan penghasil minyak di negara itu karena keuntungan tidak sampai ke tangan rakyat. Inilah efek liberalisme ekonomi, keuntungan di atas segalanya. Ini juga yang menyebabkan hutan habis ditebangi.
Lalu bagaimana dengan sikap manusianya sendiri? Orang bilang asalkan membayar silahkan pakai. Sekilas itu tidak salah, tapi pikirkan lagi. Itu tidak selamanya benar. Dan juga pikirkan bahwa, karena harga minyak itu murah setiap orang bebas memakainya tanpa memperdulikan bagaimana minyak itu terbentuk, berapa subsidi yang harus dibayar negara, dan apa efeknya terhadap lingkungan. Itu sangat tidak dibenarkan, memakai minyak secara sembarangan, tanpa memikirkan hal-hal tersebut. Syukurlah harga minyak akan naik.
Fakta menyebutkan, sebagian besar pengguna bahan bakar minyak adalah orang yang mampu secara finansial dan mampu membeli bahan bakar minyak untuk hal-hal yang tidak berguna. Kenapa kenaikan harga suatu barang yang cepat habis disulut api, membuang uang negara, dan merusak atmosfer ini membuat orang-orang panik? Apa masalahnya? Orang-orang kaya itu juga tetap kaya, berapapun harga minyaknya. Hanya minyak tanah dan solar yang dipakai sebagian besar rakyat kecil. Premium sebagian besar dipakai oleh orang-orang kaya untuk kendaraan pribadi mereka, tapi merupakan setengah bagian dari minyak yang diproduksi kilang minyak.
Yang membuat gw bingung, kenapa harga sembako ikut naik mengiringi harga minyak? Setahu gw, tanpa menaikkan harga minyak pun harga sembako juga akan naik karena efek suply demand. Tapi keterlaluan banget jika ikut naik dengan alasan harga minyak juga naik.
Secara tidak langsung, penggunaan bahan bakar minyak yang berlebihan juga dapat mengakibatkan kesenjangan sosial. Mengenai aspek sosial ini, tanya sama anak non sains aja ya? Gw ngga ngerti banyak. Yang jelas, gw tahu itu benar.
Dari aspek sainsnya, kenaikan harga bahan bakar minyak adalah anugerah yang tidak terkira. Yang paling utama, ada harapan proses pemanasan global akan sedikit melambat karena konsumsi bahan bakar diharapkan tidak meningkat. Syukur-syukur turun.
Kenaikan harga bahan bakar minyak juga akan mendorong dipercepatnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama mengenai energi alternatif. Geothermal dan solar cell akan menjamur. Hybrid sudah datang, fuel cell menanti. Di masa depan, yang dijual bukan minyak, tapi hidrogen dan solar panel. Anak cucu gw ngga akan merasakan bagaimana rasanya mengisi bahan bakar di SPBU (Amin!).
Walalu mengorbankan hidup orang banyak, kemajuan ilmu pengetahuan sebenarnya tidak bisa menunggu demi pelestarian bumi dan isinya. Kemajuan ini sangat mutlak diperlukan. Jauh lebih mutlak dari pada kebutuhan manusia, bahkan yang paling dasar. Kenyataannya, sifat manusia yang tidak pernah puas telah merusak bumi ini. Gw rela melakukan genosida demi kelestarian bumi. Bahkan bila kematian gw bisa menyelamatkan bumi, gw rela melakukannya.
Tapi bila gw mati, siapa yang akan menyuarakan usaha penyelamatan bumi?
Tapi satu solusi tidak bisa diputuskan begitu saja, apalagi bila menimbulkan masalah lain. Tetap ada win-win solution.
Solusi pertama, benahi sistem perminyakan nasional. Sistem yang tidak tepat bisa menimbulkan inefisiensi biaya. Ngga heran deh subsidi meningkat. Sebaiknya Indonesia belajar dari Rusia.
Solusi kedua, negara harus mencari sumber dana lain, terutama dari sektor yang memakan minyak paling banyak dan yang berhubungan dengan itu, seperti meningkatkan pajak kendaraan bermotor, tarif parkir, dan tarif tol. Tapi peningkatan tarif tersebut khusus untuk kendaraan pribadi. Dengan cara ini, bukan tidak mungkin penggunaan bahan bakar minyak akan berkurang.
Solusi ketiga, masih berkaitan dengan yang kedua, terapkan diskriminasi harga pada bahan bakar minyak. Beri harga semahal-mahalnya pada pengguna kendaraan pribadi dan beri harga wajar untuk rakyat miskin yang benar-benar membutuhkan. Dengan begini, bukan tidak mungkin negara dapat mengambil keuntungan dari penjualan minyak.
Solusi keempat, kurangi konsumsi minyak! Ini mutlak diperlukan. Tapi mengurangi konsumsi bukan berarti harus mengorbankan hal lainnya. Pengurangan ini selain harus mendukung anggaran negara, juga harus sangat-sangat pro lingkungan. Konversi minyak ke batu bara tidak termasuk! Minyak ke solar panel, wajib!
Solusi kelima, tingkatkan pembinaan masyarakat terhadap kesadaran akan kerusakan lingkungan. Ini adalah cara yang paling ampuh. Percaya deh.
Jadi, sudah jelas alasannya mengapa harga minyak terus naik. Terus terang aja, harga minyak bisa turun, tapi Indonesia harus mengganti sistem ekonominya, konsumsi dalam negeri dikurangi, dan produksi dalam negeri ditingkatkan. Dan itu tidak bisa instant.
Yang membuat gw heran, kenapa para pendemo itu menolak harga minyak yang akan naik? Kalau kemahalan jangan beli. Gampang kan? Mereka adalah orang-orang yang mengharapkan kehancuran bangsa. Jika mereka benar-benar terpelajar, seharusnya mereka tahu. Bayangkan saja jika harga minyak tetap seperti itu, anggaran pendidikan dan santunan kesehatan untuk rakyat miskin tidak akan meningkat, bahkan bisa berkurang. Padahal jumlah penduduk terus meningkat. Jumlah penduduk meningkat, konsumsi meningkat, lalu subsidi meningkat, dan anggaran pendidikan dan santunan kesehatan untuk rakyat miskin akan berkurang jika seandainya pendapatan negara tidak meningkat. Dana pendidikan berkurang saja pendemo tetap protes. Apa yang tidak diprotes orang-orang itu?
Dan juga bukankah pemerintah sudah berbaik hati memberikan bantuan langsung tunai. Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya bantuan tunai itu dipergunakan untuk program padat karya. Yang membuat orang yang berpendapat itu mengeluarkan pendapat demikian adalah bahwa pemerintah telah melakukan program padat karya sejak dulu dan masih dilakukan hingga sekarang hingga pengangguran tidak ada lagi. Lagipula tidak semudah itu membuat pabrik. Syarat utama suatu usaha adalah selain adanya sumber daya, juga harus ada pasar. Mencari pasar untuk produk tidak cukup mudah untuk dilakukan.
Ada alasan mengapa kita disebut Homo sapien. Itu adalah bahasa latin dari wisemen, manusia bijak. Tapi gw merasa julukan itu tidak berlaku lagi untuk beberapa orang.

Senin, 12 Mei 2008

Seribu Alasan Untuk Membenci Hujan

Mungkin gw akan dibenci petani karena menulis ini. Tapi satu hal yang gw tahu, petani tidak tinggal di kota besar. Sungguh hujan di kota besar adalah hal yang sangat menyebalkan. Andai gw bisa menghentikannya.
Gw punya seribu alasan untuk berharap seperti itu:
  • Hujan sangat mengganggu aktivitas gw, yang sebagian besar berada di luar rumah.
  • Suara hujan sangat berisik, apalagi kalau ada petir. Mengganggu jam belajar dan jam tidur gw.
  • Ketika hujan, seringkali suhu udara drop. Dingin!
  • Hujan membuat gw sakit. Flu sialan!
  • Ketika hujan, tegangan listrik seringkali naik turun. Gw masih belum menemukan hubungannya, tapi sudah terbukti terjadi.
  • Hujan membuat pemakaian listrik meningkat.
  • Hujan membuat kaktus tidak dapat tumbuh dengan baik. (Gw penggemar kaktus meski tidak mempunyai satupun. Hanya untuk meramaikan blog saja^^)
  • Banjir adalah alasan utamabeberapa orang. Gw juga tidak menyukai hal ini.
  • Longsor juga. Reporter televisi menjadi sibuk karena dua hal ini.
  • Jalan jadi becek gara-gara hujan.
  • Jemuran baju susah ering.
  • Hujan bisa menghentikan suatu usaha, secara langsung ataupun tidak.
  • Hujan membuat lapangan olahraga tidak bisa atau sulit digunakan. Setelah hujan pun lapangan belum tentu langsung kering. Hal ini mengganggu orang-orang yang gemar berolahraga.
  • Hujan membuat siaran televisi nge-blur.
  • Hujan membuat koneksi internet sedikit terhambat. Gw sering merasakannya.
Ngga sampai seribu, ya? Itu Cuma hiperbolic aja kok. Yang jelas sih itu sudah mencerminkan seberapa benci gw terhadap hujan yang seringkali turun di saat yang tidak tepat. Dan juga deras banget. Gw setuju aja sih adanya hujan di kota besar asalkan dengan dua syarat: Di saat yang tepat dan tidak deras. Tapi apa mungkin gw meminta seperti ini? Ini tidak seperti bicara kepada kepala sekolah dan meminta menurunkan nilai minimal kelulusan ujian sekolah.
Dan satu hal yang membuat gw paling membenci hujan di saat yang tidak tepat: pertanda global warming telah terjadi. Saat ini, di musim kemarau pun ngga hujan deras yang bisa membuat banjir kota besar dan longsor pedesaan. Wew, gw sudah menyebut tiga contoh efek kerusakan atmosfer yang berkaitan satu sama lain.