Jika ada sesuatu yang dikenang biasanya adalah masa perjuangan sebelum meraih kejayaan atau masa keemasan sebelum keruntuhan. Tapi sesungguhnya keduanya sama saja, yaitu sering dikenang. Dan menurut gw tidak ada satupun yang pantas untuk dikenang.
Mungkin latar belakang gw menulis ini karena gw tidak terlalu pandai pada mata pelajaran sejarah. Tapi itu juga ada alasannya, yaitu mengapa mempelajari pelajaran yang tidak ada aplikasi nyatanya?
Sebagai contoh hari pahlawan sepuluh November. OK, hari pahlawan. November 10th, day of heroes.
Hari pahlawan.
Lalu apa?
Sungguh ini tanpa arti. Tapi banyak sekali orang yang merayakannya secara berlebihan. Berhenti mengenang, mulailah berjuang! Para pahlawan pun tidak punya waktu untuk mengenang ketika sedang berjuang. Apakah ketika hari itu datang kita hanya duduk berpesta dengan alasan mengenang?
Sudah menjadi ciri khas Indonesia tuh. Itu satu-satunya alasan mengapa kita punya banyak sekali memorial day. Hari Pahlawan, Hari Kartini, Hari Bhayangkara, Hari Pancasila, G30S/PKI. Banyak!
Dan juga, makna-makna yang harus dikenang pun sudah tidak lagi berlaku saat ini, bahkan mendekati status tak berarti.
Contohnya sumpah pemuda. Berbahasa satu, berbangsa satu, bertanah air satu. Alasan kita tidak harus menghayatinya lagi adalah karena itu semua berlawanan dengan jalan menuju kesuksesan.
Jika ingin sukses kita tidak bisa hanya bertahan pada satu bahasa karena masih banyak text book yang berbahasa asing. Dan kita tidak bisa terus-terusan bertahan di negeri ini karena luar negeri menjanjikan kesuksesan yang nantinya bisa kita implementasikan di dalam negeri.
Itu hanya contoh kecilnya saja. Pada kenyataannya makna sejarah itu seperti koin bernominal kecil. Pada jaman dulu mungkin itu berharga. Tapi untuk sekarang tidak ada nilainya.
Maksudnya adalah, ubahlah makna sumpah pemuda menjadi sesuatu yang lebih global dan berharga. Tahu apa yang paling penting saat ini? Lingkungan dan kemanusiaan, dan keduanya tidak tercantum secara jelas pada sumpah pemuda.
Mungkin latar belakang gw menulis ini karena gw tidak terlalu pandai pada mata pelajaran sejarah. Tapi itu juga ada alasannya, yaitu mengapa mempelajari pelajaran yang tidak ada aplikasi nyatanya?
Sebagai contoh hari pahlawan sepuluh November. OK, hari pahlawan. November 10th, day of heroes.
Hari pahlawan.
Lalu apa?
Sungguh ini tanpa arti. Tapi banyak sekali orang yang merayakannya secara berlebihan. Berhenti mengenang, mulailah berjuang! Para pahlawan pun tidak punya waktu untuk mengenang ketika sedang berjuang. Apakah ketika hari itu datang kita hanya duduk berpesta dengan alasan mengenang?
Sudah menjadi ciri khas Indonesia tuh. Itu satu-satunya alasan mengapa kita punya banyak sekali memorial day. Hari Pahlawan, Hari Kartini, Hari Bhayangkara, Hari Pancasila, G30S/PKI. Banyak!
Dan juga, makna-makna yang harus dikenang pun sudah tidak lagi berlaku saat ini, bahkan mendekati status tak berarti.
Contohnya sumpah pemuda. Berbahasa satu, berbangsa satu, bertanah air satu. Alasan kita tidak harus menghayatinya lagi adalah karena itu semua berlawanan dengan jalan menuju kesuksesan.
Jika ingin sukses kita tidak bisa hanya bertahan pada satu bahasa karena masih banyak text book yang berbahasa asing. Dan kita tidak bisa terus-terusan bertahan di negeri ini karena luar negeri menjanjikan kesuksesan yang nantinya bisa kita implementasikan di dalam negeri.
Itu hanya contoh kecilnya saja. Pada kenyataannya makna sejarah itu seperti koin bernominal kecil. Pada jaman dulu mungkin itu berharga. Tapi untuk sekarang tidak ada nilainya.
Maksudnya adalah, ubahlah makna sumpah pemuda menjadi sesuatu yang lebih global dan berharga. Tahu apa yang paling penting saat ini? Lingkungan dan kemanusiaan, dan keduanya tidak tercantum secara jelas pada sumpah pemuda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar