Minggu, 13 Juli 2008

Renewable Resources

Renewable resources adalah sumber energi yang setelah dimanfaatkan bisa didapatkan kembali secara alami oleh proses alam dan hampir tidak bisa habis jika dimanfaatkan terus menerus bila dilestarikan keberadaannya. Saat in, renewable resources sedang dicari di tengah melambungnya harga bahan bakar fosil dan meningkatnya kesadaran kepada lingkungan. Meski begitu, energi dari bahan bakar fosil masih jauh mendominasi.
Energi dari bahan bakar fosil menghasilkan gas karbon dioksida yang sangat banyak dan sedang dimusuhi oleh kaum yang peduli lingkungan. Selain peningkatan kebutuhan yang mengakibatkan tingginya harga bahan bakar fosil, faktor lingkungan juga menyebabkan meningkatnya tren renewable resources. Manusia perlu suplai energi dari jenis berbagai sumber agar terjangkau dan pasokan pasti.
Tapi renewable resources bukan berarti tanpa cela. Jika salah dalam pengelolaannya, justru menyebabkan kerusakan lingkungan. Tapi bila benar, potensi ekonomi, ekologi, dan ilmu pengetahuannya sangat besar.
Macam-macam reneable resources adalah:
  • Geothermal, adalah sumber panas yang berasal dari dalam bumi (geo=bumi, thermal=panas). Umumnya berbentuk uap bertekanan tinggi. Manusia umumnya mencari uap tersebut, tapi ada juga yang menciptakan uap tersebut dengan cara mengalirkan air ke lapisan bebatuan dalam yang sangat panas. Uap yang didapat bisa langsung untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik. Kelemahan dari sumber energi ini adalah tekanannya sangat tinggi sehingga jika tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan. Selain itu, uap air yang datang biasanya bersamaan dengan berbagai jenis zat yang membahayakan dan dapat menyebabkan korosi sehingga biaya perawatannya tinggi jika tidak menggunakan teknologi dan material yang tepat.
  • Nuclear power. Prinsipnya sederhana, dengan memanfaatkan energi dari nuklir untuk menguapkan air menjadi uap bertekanan tinggi yang memutar turbin. Zero carbon emmision, tapi membutuhkan banyak air. Jangan percaya terhadap bahaya nuklir, saat ini semua itu sudah bisa ditangani. Kemungkinan reaktor bocor sangat-sangatlah kecil. Sudah terjadi jutaan reaksi nuklir untuk menghasilkan listrik, tapi kebocoran reaktor baru bisa dihitung dengan hitungan jari. Kita akan menjadi sulit berkembang, terutama mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat esensial bagi kehidupan manusia, jika kita tidak berani mengambil risiko yang sangat kecil itu.
  • Solar panel. Jenis energi yang cukup pintar karena tahu matahari pasti akan selalu bersinar hingga manusia terakhir meninggalkan bumi. Solar panel terbagi menjadi dua: photovoltaic, dan heat reflector. Photovoltaic mengubah cahaya menjadi energi listrik secara langsung, sedangkan heat reflector memantulkan panas matahari dan memfokuskannya pada satu titik untuk mendapatkan panas yang lebih intens. Panas itu bisa untuk photovoltaic untuk mendapatkan energi yang lebih besar, atau untuk menguapkan air dalam pipa tahan panas untuk menghasilkan uap bertekanan tinggi. Uap tersebut bisa untuk berbagai keperluan, tapi umumnya untuk memutar turbin listrik. Kekurangan solar panel hanya pada efisiensi dibandingkan dengan luas area yang dibutuhkan untuk mendapatkan listrik. Solar panel juga tidak mampu bekerja secara optimal pada keadaan cuaca berawan, apalagi malam. Biasanya solar panel hanya untuk aplikasi praktis seperti pengisian baterai, dan untuk emergency situation jika sumber listrik utama menghilang.
  • Wind power. Menggunakan tenaga angin untuk menggerakkan turbin. Energi dari gerakan angin bisa untuk hal-hal seperti memompa air, menggiling gandum, dan sebagainya serta untuk menghasilkan listrik. Turbin angin terbagi menjadi dua jenis, yaitu turbin horizontal dan turbin vertical. Turbin horizontal adalah turbin yang umum dipakai dan hanya untuk angin satu arah, tapi bisa diatasi dengan penopang turbin yang bisa diatur arahnya. Turbin vertical adalah turbin untuk angin dari segala arah, angin samping maupun angin vertical, tetapi putarannya tidak secepat turbin horizontal. Kekurangan turbin angin adalah energi angin tidak selalu datang dalam keadaan konstan, dan turbin angin juga menghasilkan polusi suara yang semakin baik diatasi di jaman sekarang ini.
  • Hydro power, yaitu memanfaatkan energi dari massa air yang bergerak secara vertical maupun horizontal. Yang vertical umumnya terdapat pada bendungan pembangkit listrik. Sungai besar dibendung untuk mendapatkan ketinggian air tertentu sehingga tekanan air di dasar bendungan semakin besar. Tekanan tersebut dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin. Yang horizontal memanfaatkan arus permukaan atau arus dalam air. Keduanya menggunakan kincir atau turbin. Bedanya adalah apda arah gerak turbin dan bentuk turbin. Yang memanfaatkan arus permukaan, turbin berputar searah arah arus dan bentuk turbinnya seperti roda. Yang memanfaatkan arus dalam, turbin berputar tegak lurus dengan arah arus dan bentuk turbinnya seperti turbin angin. Kelemahan dari hydro power adalah membutuhkan banyak air sehingga tidak bisa bekerja dengan baik jika terjadi kekeringan. Selain itu, hydro power berbentuk bendungan juga berpotensi merusak ekosistem air.
  • Hydro thermal, yaitu menggunakan selisih antara suhu permukaan air laut dan suhu dalam air laut untuk membuat perbedaan tekanan yang bisa memutar turbin. Teknologi ini cukup efisien, dan laut menutupi sebagian besar permukaan bumi sehingga memiliki potensi besar. Masalah yang masih dihadapi adalah pada efisiensi yang masih dalah pengembangan. Selain itu, cukup sulit menemukan laut yang memiliki selisih suhu permukaan dan suhu dalam yang cukup besar selain di laut tropis.
Listrik memang bisa dihasilkan dari apa saja untuk apa saja. Segala hal yang biasa kita lakukan dengan api dan pembakaran bisa kita lakukan dengan listrik, seperti memasak, memutar mesin, atau mengendarai kendaraan. Dan untuk mendapatkan listrik tidak harus dengan membakar sesuatu. Di masa depan, listrik akan mendominasi, bahkan untuk menerbangkan pesawat luar angkasanya, karena memang sudah ada teorinya.
Sudah saatnya berganti era, dari jaman api menjadi jaman listrik. Masih pakai bensin? Ngga jamannya lagi.

Tidak ada komentar: