Sabtu, 21 Juni 2008

Pilihan

Pernah terpikirkan, ketika kita melakukan sesuatu, memilih perbuatan, atau bahkan tidak melakukan apa-apa akan berdampak sesuatu pada hidup di masa depan? Manusia tidak bisa membaca masa depan. Melakukan perbuatan positif pun dapat berakibat buruk. Tapi ada satu hal yang patut diketahui manusia, yaitu perbedaan antara yang baik dan buruk. Itu adalah kemampuan dasar manusia yang tidak dimiliki hewan.
Semua tentang pilihan. Ketika kita berada di dalam aliran waktu dan kehidupan, kita pasti dihadapkan pada pilihan. Dan tidak pernah ada perbuatan sia-sia, segala yang kita lakukan akan ber-impact pada hidup kita, sekecil apapun itu.
Dan waktu tidak akan kembali. Di detik kita berdiri kita sedang berhadapan dengan detik berikutnya. Detik yang baru datang, dan detik yang sebelumnya tidak bisa diraih lagi. Dan seterusnya hingga manusia tidak bisa menyentuh detik yang dihadapinya.
Seperti contoh, pria yang baru bangun dari tempat tidurnya di hari Minggu. Ia telah bangun jam lima pagi dan telah dihadapkan oleh beberapa pilihan diantaranya bangun dan lari pagi, memulai untuk menulis cerpen, mengerjakan pekerjaan rumah, membersihkan rumah, memasak sarapan, tidur lagi, atau yang lainnya. Masalah sepele, tapi ternyata banyak pilihan yang bisa dilakukan oleh seorang pria yang terbangun jam lima pagi di hari Minggu. Bila ia memilih untuk lari pagi, ia akan sehat dan segar bugar. Bila ia memilih untuk memulai menulis cerpen, ia mungkin akan menjadi penulis suatu hari. Bila ia memilih untuk mengerjakan pekerjaan rumah, ia akan punya banyak waktu untuk bersenang-senang di waktu yang lain dan mendapat kepastian bahwa tugasnnya telah selesai. Bila ia membersihkan rumah, tugas sehari-hari bisa lebih cepat selesai. Bila ia memilih untuk memasak sarapan, ia tidak akan kelaparan hingga siang nanti. Dan bila ia memilih untuk tidur lagi, ia mungkin akan bisa melanjutkan mimpi indahnya.
Itu adalah logika yang bisa dipikirkan oleh manusia dengan mudah, tapi kenyataan tidak selalu berjalan demikian. Mungkin saja lebih baik atau lebih buruk. Misalnya ketika ia lari pagi, tidak hanya tubuh yang sehat dan segar bugar yang bisa didapatnya, tapi bisa saja ia berkenalan dengan seorang perempuan yang sangat cantik di lapangan yang akhirnya menjadi istrinya. Bila ia tidak lari pagi di hari itu ia tidak akan mendapatkan istri yang cantik itu. Atau ketika ia lari pagi ia ditabrak kendaraan bermotor, mendapatka luka yang cukup parah sehingga ia harus menjalani opname beberapa hari.
Apapun bisa terjadi. Tapi ingatlah, ketika kita memilih, kita tidak akan bisa melakukan yang tidak kita pilih sehingga kita tidak akan mendapatkan manfaat dari yang tidak kita pilih itu. Sebagai contoh, bila ia lari pagi dan tidak memilih untuk memulai menulis cerpen, ia mungkin akan kehilangan kesempatan untuk menjadi penulis, sehingga ia mungkin akan menyesal di kemudian hari ketika ia sangat ingin menjadi penulis dengan suatu alasan.
Itu adalah contoh pilihan yang terjadi di satu waktu dengan berbagai akibat yang bisa didapat. Dan di bawah ini ada contoh penyesalan yang bisa dipelajari, yang sangat gw dalami.
Seseorang berusia 14 tahun. Baru lulus SMP, dan ingin ia bisa memilih untuk melanjutkan sekolah atau tidak. Bila ingin melanjutkan sekolah, ingin ke sekolah yang mana. Pilihannya ada banyak, diantaranya ada yang dekat rumah tapi dengan kualitas biasa dan ada yang jauh dari rumah tapi dengan kualitas yang lebih baik. Sayangnya ia tidak bisa masuk ke sekolah favoritnya karena nilai ujian nasional sedikit di bawah rata-rata. Ia menyesal tidak belajar rajin selama tiga tahun di SMP dan malah memilih untuk lebih banyak bermain.
Itu adalah contoh kecilnya. Bahkan pilihan dan penyesalannya tidak sesulit seperti apa yang gw lihat di sekitar gw.
Setelah lulus, teman-teman gw memang punya banyak pilihan perguruan tinggi. Bahkan saking banyaknya pilihan mereka bingung ingin memilih yang mana. Memang tidak mudah memilihnya. Tapi itu tidak hanya masalah memilih, melainkan bagaimana cara menjadi mahasiswa di perguruan tinggi yang dipilihnya. Mereka bisa saja melalui hal itu lebih mudah seandainya mereka memilih untuk tidak bersenang-senang ketika masih ada kesempatan untuk berjuang meraih prestasi akademik yang cukup bagus sehingga bisa meraih perguruan tinggi dengan mudah. Beberapa teman gw memang menyesal, setelah gagal PMDK dan gagal melewati beberapa ujian masuk perguruan tinggi. Penyesalan memang selalu datang belakangan kok. Dan masih ada Ujian Masuk Bersama (UMB) dan SNMPTN yang dalam pelaksanaannya sungguh-sungguh menyeleksi siswa sehingga tidak mungkin soalnya dibuat mudah. Dan yang belum mendapatkan perguruan tinggi negeri harus berjuang melalui dua seleksi itu yang menghabiskan banyak waktu, uang, tenaga, dan pikiran. Yang sudah mendapat perguruan tinggi sudah bisa berlibur.
Pilihan itu tidak hanya memilih apa yang baik atau buruk atau apa yang enak dan menyenangkan dalam hidup. Pilihan juga tentang memilih apakah ingin melakukan atau tidak. Ketika manusia berusia 60 tahun, sesungguhnya manusia telah tidur selama 20 tahun. Waktu yang cukup panjang untuk tidur, bahkan setelah berumur 60 tahun. Gw ngga mau bilang manusia telah membuang waktu selama 20 tahun atau 20 tahun itu adalah waktu yang sia-sia, karena tidur memang tidak sia-sia. Tapi gw berpikir, alangkah baiknya jika kita bisa terbangun setiap saat meski kenyataannya tidak mungkin. Gw harap semua manusia yang berusia 60 tahun tidak menyesal dengan fakta ini, tapi menyesallah bagi yang tidur lebih dari delapan jam setiap harinya selama seumur hidupnya.
Pernah ada yang bilang tidak ada kata terlambat untuk memulai. Memang benar. Tapi bila tidak memulai lebih dulu, keadaannya tidak akan sama. Bisa lebih buruk. Ingatlah, dari pada terlambat lebih baik mulai lebih awal. Manusia punya pilihan untuk bisa memulai lebih awal. Waktu tidak bisa kembali.

Tidak ada komentar: