Rabu, 11 Juni 2008

Rokok

31 Mei yang lalu adalah hari anti tembakau. Sebenarnya gw kurang setuju dengan nama itu, karena tembakau tidak selalu menjadi rokok. Sama seperti pohon ganja yang tidak selalu menjadi narkotik, tapi juga bisa menjadi serat, barang kerajinan, dan sayuran.
By the way, rokok itu dari mana sih?
Rokok itu adalah hasil racikan dari tembakau dengan rempah-rempah lain yang umumnya cengkeh tergantung jenis rokoknya, lalu dilinting membentuk batangan. Tembakau adalah tanaman berdaun lebar, sedangkan cengkeh adalah pohon tinggi yang memiliki bunga yang kecil namun sangat harum. Pada tembakau, yang dipanen adalah daunnya, sedangkan pada cengkeh yang diambil adalah bunganya. Cara mengolahnya adalah dengan mengeringkan kedua hasil panen tersebut. Pengeringan berguna untuk mengurangi kadar air sehingga aromanya semakin terasa, lebih mudah terbakar, dan tahan lama.
Setelah pengeringan, daun tembakau dan cengkeh atau rempah-rempah lain dirajang atau dicincang menjadi irisan kecil-kecil. Setelah itu dicampur dengan perbandingan tertentu, lalu digulung dengan dengan suatu kertas dan jadilah rokok.
Dari mana sih tanaman tembakau dan cengkeh itu?
Tembakau berasal dari benua Amerika. Yang mempelopori penyebaran tanaman ini adalah Christopher Columbus. Ketika berada di benua Amerika ia dan awaknya melihat pria suku setempatmelinting sebuah daun kering lalu membakarnya dan menghirupnya. Columbus dan awaknya yang belum terbiasa mengatakan “Rasanya pedas” ketika baru pertama kali menghirupnya. Tapi mereka menyukainya.
Lalu kolonisasi di benua Amerika telah membuat tembakau menjadi sebuah komoditas perdagangan yang cukup menguntungkan dengan salah satu perkebunan tembakau yang terkenal ketika itu adalah di Virginia. Tembakau ketika itu juga tanaman perkebunan rakyat. Bahkan presiden pertama Amerika Serikat, George Washington, berkebun tembakau selama dan selepas menjabat presiden.
Rokok ketika itu hanya murni tembakau tanpa campuran apapun. Mirip cerutu, bahkan bisa dibilang itu memang cerutu.
Lalu, cengkeh adalah tanaman asli Indonesia. Tumbuh subur di Kepulauan Maluku dan sekitarnya. Pada awalnya cengkeh hanya dipakai untuk untuk pengobatan dan rempah-rempah. Tidak jelas kapan cengkeh menjadi bahan campuran rokok, tapi ada dua teori. Pertama, rokok dicampur cengkeh oleh bangsa Eropa yang memperdagangkan cengkeh Indonesia. Kedua, bangsa Indonesia sendiri yang meracik itu hingga tercipta rokok kretek.
Sudah cukup deh tentang sejarahnya. Sekarang efek sosialnya.
Rokok adalah sumber perekonomian masyarakat. Perkebunan tembakau dan cengkeh serta pabrik rokok berskala kecil hingga besar telah memberi pekerjaan bagi banyak orang. Itu hal yang bagus.
Dan rokok telah memberi penghasilan kepada negara. Pajaknya per batang loh. Dan rokok juga telah mensponsori berbagai gerakan sosial, banyak konser musik, dan hal lain yang memang pantas disponsori, membuat kita berpikir bahwa laba dari hasil menjual rokok memang besar. Ini juga menunjukkan bahwa jumlah perokok memang sangat banyak. Kegiatan mensponsori ini lebih seperti aksi menghapus dosa dari pada CSR.
Sepertinya hanya itu efek sosial yang gw tahu. Bahas yang lain deh.
Ada yang tahu kenapa di setiap bungkus rokok tertulis “Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin”? Karena bila tertulis “habis gelap terbitlah terang” Ibu Kartini akan marah.
Ngga lucu deh. Serius, kenapa tertulis demikian karena kenyataannya memang demikian. Sudah banyak penelitian membuktikan demikian. Dan penyakit demikian telah ada sejak rokok beredar secara luas di masyarakat. Sekarang sudah tertulis demikian dan masyarakat seharusnya tahu penyakit demikian. Itu seharusnya sudah lebih dari cukup untuk membuat orang-orang berhenti merokok karena risiko akan penyakit demikian.
Di dalam rokok terdapat 4000 macam zat kimia. Yang paling terkenal adalah Nikotin, Karbon Monoksida, dan Tar. Nikotin menyebakan kecanduan, Karbon Monoksida menyebabkan asupan oksigen dalam darah berkurang, dan tar penyebab kanker. Gw ngga mau mengatakan tiga zat itu yang paling berbahaya, tapi pada kenyataannya semua zat yang ada dalam rokok berbahaya. Di dalam rokok masih ada gas H2S yang biasa digunakan dalam eksekusi mati, poly vinyl chloride yang merupakan bahan pembuat pipa, benzopyrene yang menyebabkan kanker, dan masih banyak lagi. Selain Tar, memang masih ada zat penyebab kanker lain dalam rokok, yang selalu membuat gw berpikir bahwa merokok membuat manusia memiliki kemungkinan terkena kanker lebih banyak dengan merokok daripada pekerja kasar bidang kimia. Dan coba bayangkan serpihan pipa PVC di dalam paru-paru. Itulah paru-paru perokok berat.
Ada yang sadar ngga bahwa semua iklan rokok itu ngga nyambung dengan produknya. Lebih mirip iklan layanan masyarakat, humor, liputan kesuksesan hidup, atau tayangan tentang gaya hidup. Ngga ada unsur persuasifnya sama sekali. Tapi mengapa jumlah perokok terus meningkat?
Gw pernah menjadi perokok, setidaknya sebatang seminggu. Frekuensi yang sedikit itu membuat gw mudah melepaskan diri dari nikotin. Lagipula, rokok membuat uang gw habis sia-sia.
Meski rokok membahayakan, pemerintah tidak bisa begitu saja melarang keberadan rokok di Indonesia. Rokok telah memberi banyak lapangan pekerjaan seperti petani, pedagang, buruh pabrik, hingga dokter. Tanpa orang sakit, dokter tidak akan ada. Tapi bukan berarti tanpa rokok si dokter tak punya pekerjaan. Hanya saja dengan adanya rokok, orang sakit semakin banyak sehingga semakin banyak dokter yang dibutuhkan.
Selain itu, rokok juga telah memberi banyak penghasilan negara. Pemerintah tidak akan begitu saja kehilangan penghasilan, apalagi berasal dari suatu sektor yang mempekerjakan orang banyak. Tapi pemerintah berhak menaikkan pajak rokok, yang nantinya diharapkan untuk dana pembangunan.
Rokok ternyata punya sisi positif juga. Hanya kita sendiri yang bisa menentukan, ingin menjadi orang sehat atau orang sakit, ingin berumur panjang atau cepat mati.

Tidak ada komentar: